Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Naik 5,07 Persen

Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Naik 5,07 Persen Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa produksi industri manufaktur besar dan sedang (IBS) triwulan III tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 5,07 persen jika dibandingkan dengan triwulan III tahun 2015.

"Kenaikan tersebut terutama disebabkan naiknya produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, naik 11,26 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Selain produksi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional, lanjut Suhariyanto, sektor lain yang mengalami kenaikan adalah industri makanan, naik 7,70 persen dan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, naik 7,28 persen.

Sementara untuk jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri karet, barang dari karet dan plastik, turun 12,58 persen, industri pengolahan lainnya, turun 9,83 persen dan industri tekstil, turun 8,96 persen.

Tercatat, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2016 naik sebesar 0,89 persen jika dibandingkan dengan triwulan II tahun 2016.

Jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan terbesar adalah industri komputer, barang elektronik dan optik, naik 6,77 persen, industri barang galian bukan logam, naik 3,89 persen dan industri makanan, naik 3,21 persen.

Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus tidak termasuk furnitur dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya, turun 8,97 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan, turun 7,91 persen dan industri logam dasar, turun 7,62 persen.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2016 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Aceh naik 15,55 persen, Provinsi Riau dan Provinsi DKI Jakarta, masing-masing naik 10,48 persen.

"Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Sulawesi Barat turun 7,03 persen, Provinsi Papua Barat turun 4,93 persen, dan Provinsi Bali turun 3,53 persen," kata Suhariyanto.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan III tahun 2016 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Jambi naik 13,45 persen, Provinsi Aceh naik 10,10 persen, dan Provinsi Sumatera Utara naik 8,38 persen.

Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Jawa Tengah turun 5,04 persen, Provinsi Sumatera Barat turun 4,11 persen, dan Provinsi Bengkulu turun 2,91 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: