Pola pendampingan langsung terkait peningkatan hasil panen di tengah-tengah iklim yang kurang mendukung petani padi dianggap paling baik. Anggota Kelompok Tani Lintas Bono di Desa Petodaan, Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan merasa sumringah. Sebab hasil panen kali ini diperkirakan akan mencapai 36 ton di areal lahan seluas 20 hektar.
Ketua kelompok tani Lintas Bono, Danuri mengatakan, pola pertanian yang diterapkan semakin baik termasuk perawatan dan pemupukan. Dikatakan bahwa kelompok tersebut bekerjasama dengan Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
?Pihak perusahaan memberikan pendampingan. Mereka rajin berdiskusi di lapangan termasuk dalam mengenalkan karakter lahan sampai memberikan bantuan pupuk dan pestisida yang tepat. Cara tersebut dianggap paling cepat dalam menerapkan pertanian terpadu. Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan program pendampingan. Anggota kelompok benar-benar merasa sangat terbantu,? ujarnya beberapa hari lalu.
Koordinator CD estate Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Pulau Padang, Muslim mengatakan program pendampingan seperti yang dilkukan di Desa Petodaan akan terus dilanjutkan tersebab lebih gampang diterima warga. Efektifitas program juga jauh lebih mudah dikontrol karena petugas ada di lapangan bersama petani.
?Perkembangannya kita diskusikan dengan petani sehingga terbangun hubungan yang baik. Bantuan yang dialirkan juga jauh lebih tepat sasaran. Paling penting tentu saja program seperti ini menyentuh langsung lapisan masyarakat. Manfaatnya dirasakan bersama seperti meningkatnya penghasilan. ?Anggota kelompok juga telah menunjukkan kerja keras mereka. Saat ini masih dalam proses panen yang diperkirakan akan berlangsung sampai ?dua hingga tiga minggu kedepan, diperkirakan hasil panen padi ini mencapai 36 ton,? ujar Muslim.?
Ia menyampaikan kosentrasi dalam membantu perkembangan ekonomi warga akan terus berlanjut guna menyukseskan program perusahaan yang salah satunya? ?berkembang bersama masyarakat?.
Program pendampingan itu, disebutkan, mencakup hal-hal tekhnis seperti sistem pengairan, bibit sampai pupuk dan perawatan. Pola yang diterapkan lebih banyak bertukar pendapat karena petani sebelumnya juga memiliki pemahaman dan pengalaman yang sudah teruji.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement