Kredit Foto: Ist
Di tengah kian berkurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian, Obur Bahtiar, petani milenial asal Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, membuktikan bahwa profesi petani masih menjanjikan. Sejak 2010, Obur memilih bertahan di desa untuk mengelola lahan sayuran dan kini sukses mengembangkan usaha hingga satu hektare.
Obur awalnya hanya menggarap lahan 1.000 meter persegi. Berkat hasil panen, sewa, serta warisan keluarga, ia memperluas lahan hingga 10.000 meter persegi. Komoditas yang ia budidayakan antara lain cabai, tomat, mentimun, dan buncis.
“Alasan utama saya memilih profesi petani karena melihat adanya potensi keuntungan ekonomi. Apalagi dengan dukungan sumber daya alam di wilayah tempat tinggal saya dan latar belakang keluarga yang juga petani,” ujarnya, Senin (8/9/2025).
Baca Juga: Segera Meluncur, Kereta Khusus Petani Bakal Perkuat Ekonomi Desa
Ambisi Obur tidak sebatas memperluas lahan. Ia bermimpi menarik lebih banyak anak muda di desanya untuk terjun ke pertanian, membuka lapangan kerja, dan mendorong regenerasi petani. Kondisi ini relevan dengan data sensus pertanian 2023 yang menunjukkan mayoritas petani didominasi Generasi X (42,4 persen) dan Baby Boomers (27,6 persen). Sementara petani milenial hanya 25,6 persen, dan Generasi Z bahkan hanya 2,1 persen.
Selain jumlah petani, unit usaha pertanian juga menurun. Sepanjang 2013–2023, jumlahnya turun 7,4 persen dari 31,7 juta menjadi 29,36 juta unit. Penurunan dipengaruhi alih fungsi lahan sawah menjadi non-pertanian. Sebaliknya, jumlah petani dengan lahan sempit kurang dari 0,5 hektare meningkat menjadi 16,89 juta orang, sehingga memperbesar tantangan produktivitas.
Baca Juga: Petani Lokal Naik Kelas! Cokelat Asal Bali Kini Berjaya di Pasar Global
Menghadapi kondisi itu, Obur mengembangkan strategi bertani modern. Ia memanfaatkan benih unggul, teknologi pertanian, informasi iklim, jejaring pemasaran, dan pengelolaan keuangan. Dengan langkah tersebut, ia ingin membuktikan bahwa pertanian bukan hanya warisan, tetapi juga usaha profesional.
“Kalau anak-anak saya ingin jadi petani, saya ingin mereka punya pendidikan tinggi dan menjadi agripreneur,” tegasnya.
Obur juga bercita-cita mendirikan sekolah lapang pertanian untuk membekali petani muda. Ia aktif mengedukasi generasi muda lewat konten digital dan kegiatan langsung di lapangan.
Upaya regenerasi petani juga mendapat dukungan dari sektor swasta. PT East West Seed Indonesia (EWINDO) melalui program Petani Muda Panah Merah, membina petani milenial di berbagai daerah. Program ini telah melahirkan kisah sukses petani cabai di Lampung hingga petani melon di Medan. Meski begitu, dukungan modal, teknologi, dan akses pasar tetap dibutuhkan agar regenerasi petani dapat terwujud.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement