Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Kesuksesan Donald Trump menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat berimbas pada rupiah yang terombang-ambing tajam pada perdagangan hari Rabu. Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menjelaskan USDIDR mendekati 13240 karena kemenangan Trump memukul mata uang negara berkembang. Gelombang penghindaran risiko menghantam seluruh pasar finansial termasuk pasar saham negara berkembang. IHSG hari ini juga ditutup lebih rendah.
Walaupun Rupiah terancam terus merosot karena penghindaran risiko mengganggu ketertarikan investor terhadap mata uang negara berkembang, prospek ekonomi Indonesia tampaknya masih menjanjikan. Data pengangguran terbaru di Indonesia masih menampilkan stabilitas ekonomi.
Selain itu, pertumbuhan PDB juga menyiratkan bahwa ekonomi Indonesia dapat bertahan dalam situasi eksternal yang serba tidak menentu. Sentimen terhadap Indonesia tetap bullish dan optimisme terhadap program amnesti pajak pun menciptakan momentum positif untuk ekonomi negara ini.
Kemenangan Trump juga turut memicu aksi jual global. Penghindaran risiko menghantam seluruh pasar finansial pada awal perdagangan hari Rabu karena kemenangan Trump yang amat mengejutkan merusak selera risiko investor. Sebagian besar saham utama mengalami penjualan signifikan karena ketidakpastian menyebabkan investor menghindari aset berisiko.
Berbagai survei yang menunjukkan kemenangan Hillary Clinton sama sekali salah, sehingga sangat mengejutkan khalayak dan ini mungkin harus dibayar dengan harga yang mahal di masa mendatang. Sentimen menghindari risiko karena kemenangan Trump melanda pasar secara keseluruhan sehingga pasar modal berpotensi tertekan selama periode yang cukup panjang.
Pasca kemenangan Trump, Futures S&P 500 telah merosot 5% dan gelombang bearish ini membuat saham Eropa melemah 2% di hari Rabu. Wall Street juga sangat mungkin terpengaruh oleh sentimen negatif dan semakin merosot di beberapa hari mendatang karena kombinasi antara ketidakpastian dan melemahnya harga minyak menjadi dasar bagi investor bearish untuk mengadakan aksi jual berulang kali.
Ada kemungkinan besar bahwa hasil pemilu presiden ini akan memicu era baru penghindaran risiko dan investor akan beralih ke aset safe haven demi menyelamatkan investasinya dari kekacauan di masa depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait:
Advertisement