Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis (17/11/2016) pagi bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp13.368, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.340 per dolar AS.
"Rupiah kembali bergerak melemah sejalan dengan penguatan dolar AS di pasar kawasan Asia," kata ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Meski rupiah melemah, lanjut dia, relatif sudah mulai terbatas, secara umum permintaan dolar AS di dalam negeri sudah berkurang drastis terlihat dari pasar saham dan surat utang di dalam negeri mulai stabil dengan kecenderungan menguat.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar hari ini (17/11) akan tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang sudah dimulai semenjak Rabu kemarin (16/11).
"BI yang semakin condong mendukung pertumbuhan semenjak 3 bulan terakhir diperkirakan mengutamakan stabilitas dengan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen.
Dari eksternal, lanjut dia, pelaku pasar uang juga menanti angka inflasi Amerika Serikat Oktober 2016 serta testimoni Kepala The Fed Janet Yellen di depan kongres yang diperkirakan membahas dampak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS terhadap pasar keuangan.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Reny Eka Putri menambahkan fluktuasi mata uang rupiah masih bergerak dalam kisaran terbatas seiring dengan aksi "wait and see" pelaku pasar uang terhadap sejumlah kebijakan, baik dari dalam negeri maupun eksternal.
Di tengah aksi "wait and see" itu, ia memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada pekan ini akan bergerak di kisaran Rp13.290-Rp13.380 per dolar AS. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Advertisement