Transportasi dengan menggunakan tol laut bisa menghemat biaya distribusi bahan makanan pokok sebesar lebih dari 50 persen, kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Sudirman.
"Tol laut mekanisme dengan memanfaatkan jalur balik dari kapal sudah dilakukan sejak zaman Sriwijaya, dan saya rasa masih efektif sampai sekarang untuk titip distribusi bahan pokok," kata Sudirman saat berdiskusi di Jakarta Barat, Senin malam (21/11/2016).
Namun ia juga mengatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi jika infrastruktur sudah memadai, seperti pelayanan yang mudah serta baik di pelabuhan daerah.
Mekanisme distribusi biasanya dilakukan dari daerah yang mengalami surplus komoditi bahan makanan pokok ke daerah yang kekurangan, contoh jagung. Kemudian ketika kapal tersebut berbalik arah, daerah lain yang dilewati jalur kapal serta surplus juga mengirimkan ke daerah tujuan balik yang membutuhkan komoditi tertentu.
Sementara itu, Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, Winarno Tohir juga mengatakan bahwa tol laut akan membantu kualitas distribusi pangan ke berbagai daerah.
Tetapi pengaruh biaya selisih dengan menggunakan transportasi lainnya belum diketahui secara detail, sebab hal tersebut dengan memanfaatkan arus balik kapal sebagai titipan distribusi belum lazim dilakukan antar daerah.
"Percobaan yang dilakukan adalah dari wilayah Merauke, Papua menuju ke daerah Surabaya, Jawa Timur, dan hasilnya sangat efisien dalam tahap biaya, karena bisa dititipi barang komoditas lainnya yang dibutuhkan tiap daerah," kata Winarno.
Menurut dia, hal tersebut tidak bisa dilakukan secara serentak serta besar-besaran karena jumlah kapal di Indonesia yang kurang memadai. Kemudian kualitas kapal belum bisa mencukupi kebutuhan jenis-jenis barang bahan pokok, seperti banyaknya kebocoran dalam kapal, sehingga membuat kualitas bahan pokok menjadi basah dan kurang baik.
"Contohnya di Lampung, di sana penghasil jagung utama, tetapi kenapa masih kekurangan pasokan jagung? ternyata antrean barang masuk saja minimal tiga hari, itu saja belum tentu langsung bisa masuk. ketika masuk kualitas jagung sudah menurun. Hal seperti itu yang menghambat terwujudnya tol laut yang baik," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement