Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BUMN Jadi Motor Percepatan Pembangunan Indonesia

BUMN Jadi Motor Percepatan Pembangunan Indonesia Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

BUMN menjadi motor utama percepatan pembangunan era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Namun banyak perusahaan BUMN mengalami kendala keuangan dan pengembangan. Secara agregat hal itu terlihat dari penurunan indikator kontribusi BUMN terhadap Produk Domestik Bruto.

Rasio total aset perusahaan BUMN terhadap PDB Nominal menurun dari 44,9 persen (2014) menjadi 42,8 persen (2015). Rasio pendapatan perusahaan BUMN terhadap PDB Nominal menurun dari 10,7 persen (2015) menjadi 10.3 persen (2014). Demikian pula laba bersih, mengalami penurunan dari 1,5 persen (2014) menjadi 1,0 persen (2015). Sementara Capex BUMN juga terlihat cenderung stagnan di tingkat 2,3 persen di tahun 2016.

Indikator finansial menunjukkan kontribusi Temasek dan Khazanah kepada PDB Nominal masing-masing negara terus meningkat. Berdasarkan studi Lembaga Management UI (LMUI) 2015 tentang perbandingan kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan tahun 2014, maka kinerja Super Holding Company (SHC) Temasek dan Khazanah (di luar Petronas) lebih superior dibandingkan 20 perusahaan BUMN Indonesia yang sudah go public (Tbk).?

Managing Director LMUI Toto Pranoto mengatakan, secara absolut total pendapatan Temasek mencapai US$ 61 milyar dan Khazanah sekitar US$ 2,26 milyar, sementara 20 BUMN Tbk. sekitar US$ 39 milyar. Namun, dilihat dari indikator profit margin Temasek mencapai 19,48% dan Khazanah pada angka 40.4%, sementara 20 BUMN Tbk hanya 15,57%.

"Apabila analisa diperdalam pada 9 kelompok industri, BUMN Indonesia relatif bersaing hanya pada kelompok transportasi kereta api dan telekomunikasi. Sementara pada bisnis perbankan, perkebunan, properti, energi, transportasi udara, pengelola bandara, maka kinerja BUMN Indonesia relatif kalah bersaing dibandingkan Temasek dan Khazanah." Ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (25/11/2016).

Lanjutnya, Secara kelembagaan BUMN di Indonesia dikendalikan oleh Kementrian BUMN, sementara Temasek dan Khazanah merupakan SHC yang dikelola otonom. Group perusahaan yang bergabung di Khazanah adalah yang bersifat profit oriented. "Realitas saat ini hampir 25 besar BUMN (top 25) menghasilkan pendapatan konsolidasi 90% dari seluruh total pendapatan BUMN (119 BUMN)." katanya.

Sementara kerumitan dalam melakukan corporate actions relatif hampir sama, tidak memandang size dari BUMN. Artinya, Pemerintah cukup mengelola Top 25 secara focus, mengendalikan mereka dalam beberapa holding company, sehingga harapan untuk meningkatkan kinerja BUMN bersaing dengan Temasek dan Khazanah bisa terwujud.

Hadir dalam kesempatan yang sama Deputi Kementerian BUMN Aloysius Klik Ro mengatakan, "pengembangan entitas bisnis BUMN yang konsisten dapat menjadikan BUMN menjadi perusahaan papan atas dunia. Dari 500 perusahaan ternama dunia pada tahun 2005, terdapat sekitar 9 persen berstatus sebagai perusahaan BUMN." katanya.

Lebih jauh Aloysius mengatakan, Indonesia hingga saat ini telah berupaya melakukan pengembangan pengelolaan BUMN sesuai sektoral bisnisnya. Meskipun, harus diakui masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Terdapat 6 (enam) hambatan dalam pengembangan BUMN yang selama ini mengemuka, yaitu permasalahan sinergi; kapabilitas dan kapasitas; pengelolaan rantai nilai dan hilirisasi yang belum menyeluruh; mindset yang masih bersifat birokrasi dan jangka pendek; distribusi usaha yang belum merata dan persaingan usaha; serta adanya masalah dalam regulasi, komunikasi dan informasi yang belum baik.

"Tahun depan akan dibuat pengembangan holding baru pada sektor migas, pertambangan, perbankan dan jasa keuangan, holding konstruksi dan jalan tol, serta holding perumahan dan holding pangan," jelas Aloysius.

Chief Economist Bank Mandiri Anton H. Gunawan menambahkan, dari sisi perbankan penting adanya penguatan permodalan dalam pengembangan BUMN. Bank Mandiri sebagai salah satu Bank BUMN berupaya menekan cost of fund supaya daya dukung bank terhadap pemenuhan kebutuhan modal tersebut dapat mengalami peningkatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: