Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Donald Trump: Fidel Castro Adalah Diktator Brutal

Donald Trump: Fidel Castro Adalah Diktator Brutal Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden terpilih Donald Trump mengatakan Fidel Castro merupakan seorang "diktator brutal". Kalimat itu diucapkan setelah ia mendengar kematian Castro pada usia 90 tahun. Trump berharap rakyat Kuba bisa bergerak menuju masa depan yang lebih bebas.

Castro berkuasa sejak 1959 setelah melakukan beberapa kali upaya kudeta terhadap kelompok sayap kanan. Ia kerap kali lolos dalam upaya pembunuhan yang didalang oleh CIA.

Sebagaimana dikutip BBC di Jakarta, Senin?(28/11/2011) ini bukan kali pertama orang menjuluki dia sebagai dikator, sejak dahulu lawan-lawan politiknya sudah menyebutnya demikian.

Castro hanyalah anak ?petani biasa, ia ?bersekolah di sekolah Katolik Santiago. Kedua orang tuanya berdarah spayol. Pada tahun 1940-an, ?ia menjadi mahasiswa hukum di Universita Havana. Sejak itu pula ia sudah dikenal sebagai aktivis politik, bahkan ia menjadi target dari rezim pemerintahan Ramon Grau.

Pasca mendalami ajaran-ajaran Marxisme dan menjadi komunis tulen, ia pun tegas mengatakan jika biang kerok kemiskinan di Kuba disebabkan oleh ?setan kapitalisme.

Meski demikian, Donald Trump dalam sebuah pernyataan mengatakan ?Kuba masih tetap menjadi sebuah pulau totaliter?. ?Namun situasi ini menjadi harapan saya, jika negara ini bisa beralih dari kengerian selama bertahun-tahun, saya berharap Kuba bisa lebih baik di masa depan dan rakyat bisa hidup dalam kebebasan yang pantas?.

Amerika memutuskan hubungan dengan Kuba pada tahun 1961 di tengah meningkatkatnya ?ketegangan Perang Dingin, bahkan memberlkukan embargo ekonomi selama setengah abad. Namun di bawah kepimimpinan Obama, hubungan diplomatik antara Amerika dan Kuba kembali dipulihkan pada 2015.

Trump mengkritik kebijakan ?Obama dalam kampanye politiknya, namun ia tak menyebutkan jika akan kembali merenggangkan hubungan tersebut. Ia mengatakan pemerintahannya akan memastikan jika pemerintahan Kuba akan memulai perjalanan menuju kemakmuran dan kebebasan.

Sementara Obama mengatakan, sejarah akan merekam dan menilai dampak besar dari Castro, ?Amerika telah mengulurkan tangan persahabatan dengan rakyat Kuba saat ini,? tambahnya.

Kendati, kelompok pembangkang Ladies in White (Perempuan Berguan Putih) yang didirikan oleh istri tahanan politik mengatakan "semoga Tuhan mengampuni dia, saya tidak akan"

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: