Otoritas Jasa Keuangan sedang merancang skema pembiayaan khusus ke sektor pangan yang dinilai memiliki karakteristik berbeda dibandingkan sektor lainnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, di Jakarta, Senin (28/11/2016), mengatakan pihaknya kini sedang melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait pembiayaan tersebut.
Ia menuturkan, ada 17 bank yang terlibat dalam implementasi rencana tersebut, namun Muliaman tidak menyebutkan secara detil. Pihaknya juga akan melibatkan perusahaan pembiayaan, asuransi, dan Kamar Dagang Industri (KADIN).
"Sedang kita matangkan. Dalam waktu dekat, kita akan 'launching' (luncurkan) aksi khusus pembiayaan untuk pangan," ujar Muliaman.
Muliaman menjelaskan saat ini petani sulit memperoleh pembiayaan dari perbankan karena masih banyak petani yang tidak masuk kelompok tani, yang merupakan ekosistem bagi petani.
Menurutnya, ekosistem diperlukan agar perbankan tidak ragu menyalurkan pinjaman ke sektor pangan yang dianggap kurang populer.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke sektor produksi pangan lebih banyak proporsinya, dibandingkan saat ini yang dominan ke sektor perdagangan.
Realisasi KUR sendiri saat ini mencapai Rp85 triliun dari target Rp100 triliun. Dari Rp85 triliun tersebut, sebanyak Rp65 triliun disalurkan ke sektor mikro, di mana di dalamnya termasuk untuk produksi dan perdagangan.
"Saya tanya perbandingan, untuk produksi hanyak Rp18 triliun, Rp47 triliun untuk perdagangan. Kita senang pedagang dapat, tapi jangan sampai ke pedagang semua," ujar Darmin di Jakarta, Senin.
Darmin menuturkan, penyaluran kredit ke petani memang memiliki karakteristik sendiri di mana terdapat masa tunggu panen sehingga petani bisa mulai mencicil pinjaman yang ia peroleh dari bank.
"Tidak bisa begitu pinjam langsung nyicil bulan depan, dari mana dia (petani) dapat uang. Paling-paling padinya ditebas ke tengkulak. Kalau empat lima bulan itu padi baru memberikan hasil," kata Darmin. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement