Pengusaha sektor industri meminta jaminan keamanan dan kenyamanan dalam berusaha. Para pengusaha ini mengeluhkan aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang kerap terjadi yang dinilai dapat menganggu aktivitas industri.
?Aksi 4 11 sudah merupakan kecemasan tertentu bagi pengusaha. Untuk itu segala macam bentuk unjuk rasa yang mengerahkan massa yang berlebihan yang tujuannya untuk memberikan tekanan kepada pemerintah selalu menimbukan trauma yang sangat besar (bagi pengusaha),? Kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat dalam diskusi publik,?di Jakarta, Rabu (30/11).
Ade bahkan mewaspadai potensi adanya penumpang gelap pada aksi demo besar yang terjadi beberapa waktu lalu dan akan datang , yang tidak berasal dari dalam namun dari luar . "Dalam era globalisasi yang ikut dompleng tidak hanya yang bersikap oposisi, tapi juga investor yang main saham, main nilai tukar rupiah. Bahkan bila perlu mereka nimbrung juga ikut membiayai aksi,? tambahnya.
Menurutnya, aksi mengambil keuntungan di tengah situasi politik yang tak kondusif, wajar terjadi di negara-negara berkembang di mana akan ada aliran dana keluar besar saat politik memanas."Ini kondisi yang nggak bisa ditiadakan. Kondisi global sudah seperti begitu, potensi ditunggangi kelompok di dalam, tapi juga di luar negeri yang punya kepentingan," ujar Ade.
Sementara itu akademisi Tito Rizal mengungkapkan, nilai kerugian yang diakibatkan dari unjuk rasa aksi bela Islam 4 November lalu mencapai Rp. 4 Triliun. ?Asumsi perhitungan bahwa jumlah toko yang ditutup di beberapa pusat perdagangan mencapai 20 ribu toko dengan omzet perhari Rp. 25 juta/toko,?Kata Tito
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani menanggapi aksi unjuk rasa pada 2 Desember mendatang. Ia berpendapat demonstrasi sebagai hal yang biasa bagi dunia usaha karena demonstrasi merupakan hak dari setiap warga negara. Namun, pelaksanaan aksi tersebut diharapkan tertib dan tidak menimbulkan keresahan atau tindakan anarkis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait:
Advertisement