Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Manufaktur Butuh Teknologi Canggih

Industri Manufaktur Butuh Teknologi Canggih Kredit Foto: Sumber lain
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri mesin dan perlengkapan manufaktur berperan penting dalam menunjang kegiatan proses produksi sebuah perusahaan untuk menghasilkan barang berkualitas. Karena itu, industri ini diminta untuk terus berinovasi dengan menerapkan teknologi terkini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan, penggunaan teknologi canggih akan menciptakan mesin dan perlengkapan yang efisien dan menjadi solusi praktis bagi perusahaan.

Menurut Haris, pemerintah terus berupaya meningkatkan pertumbuhan industri nasional melalui program-program unggulan yang berbasis pada peningkatan nilai tambah. Langkah ini, salah satunya dilakukan dengan dukungan pengembangan potensi alat dan mesin manufaktur dalam negeri.

?Program yang tengah dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain pembangunan proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt dan program kedaulatan pangan melalui penambahan lahan sawah baru seluas satujuta hektar,? Katanya di Jakarta, Kamis (1/12/2016) kemarin.

Sebelumnya, Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah mengidentifikasi tujuh hambatan dalam pengembangan sektor industri manufaktur di Indonesia.

Pertama rendahnya kualitas sumber daya manusia yang tercermin dari produktivitas tenaga kerja yang kurang kompetitif dan tingkat kekakuan (rigiditas) pasar tenaga kerja yang tinggi. Kedua belum tersedianya energi yang andal dengan harga kompetitif. Ketiga, efisiensi logistik dan dukungan industri manufaktur yang masih belum memadai. Keempat, kebijakan industri yang belum terintegrasi antar lembaga terkait dan antara pemerintah pusat dan daerah.

Selanjutnya, kelima struktur industri yang belum berimbang yang menciptakan ketergantungan bahan baku dan penolong pada luar negeri. Keenam, postur industri yang tidak imbang dengan komposisi terbesar merupakan industri berskala mikro dan kecil serta peran Industri Kecil dan Menengah (IKM) dalam rantai industri manufaktur Indonesia yang masih belum optimal.? Dan ketujuh? keterbatasan sumber pembiayaan industri terutama dari sisi keberagamannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rahmat Patutie

Advertisement

Bagikan Artikel: