Aturan Impor Baru China Bikin Saham Produsen Susu Australia Anjlok
Saham perusahaan susu formula bayi, Bellamy, mengalami penurunan yang signifikan menyusul peringatan bahwa peraturan impor baru di China akan mengurangi pendapatan perusahaan asal Australia tersebut.
Aturan baru yang diterbitkan pemerintah mengenai kebijakan pengetatan impor di China telah menyebabkan saham Bellamy merosot lebih dari 40 persen.
Perusahaan memberikan keterangan,?penjualan akan terpukul untuk sementara waktu, seiring dengan penyesuaian industri terhadap aturan baru yang diterapkan oleh Administrasi Makanan dan Obat di China
Pemberian ASI jangka panjang sangat jarang terjadi di China. Hal itu yang membuat China menjadi pasar utama bagi produsen susu formula bayi di Australia dan Selandia Baru.
Mereka yang mampu membeli, lebih memilih untuk membeli susu formula impor ketimbang susu bermerek China, karena kekhawatiran atas tingkat hormon dan bahan kimia berbahaya yang kadang-kadang ditemukan dalam susu formula bayi lokal.
Fenomena tersebut mendorong terjadinya lonjakan permintaan untuk merek asing dalam beberapa tahun terakhir.
Terkait dengan aturan baru, semua importir di industri tersebut saat ini diharuskan untuk mendaftar hingga Desember 2017.
"Bellamy telah mengalami restrukturisasi saluran penjualan ke China sejak pengumuman peraturan baru," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Efek Australia, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (4/12/2016).
"Mereka yang tidak mungkin mendapatkan pendaftaran melikuidasi persediaan pada harga diskon, yang berdampak pada merek impor seperti Bellamy serta pasar secara keseluruhan," tambahnya.
Perusahaan mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan akan jatuh menjadi A$ 240 juta (US$ 178 juta) di 2017. Sementara analis memprediksi angka pendapatan berada di atas A$ 300 juta.
Perusahaan susu formula Australia lainnya dengan China sebagai pasar utama juga melihat sahamnya telah jatuh. Saham perusahaan susu A2 dari Selandia Baru turun lebih dari 10 persen, sedangkan Blackmores dan Bega Cheese juga mengalami hal serupa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Rahmat Patutie
Tag Terkait:
Advertisement