Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyaknya Tangkapan Nelayan Tidak Bisa untuk Kebutuhan Industri

Banyaknya Tangkapan Nelayan Tidak Bisa untuk Kebutuhan Industri Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gappindo) Herwindo menyatakan, melimpahnya tangkapan nelayan pada saat ini juga perlu memerhatikan kebutuhan industri pengolahan yang kekurangan bahan baku yang berkualitas.

"Betul tangkapan nelayan lebih banyak, tapi artinya hanya kebutuhan lokal saja yang melimpah, tidak bisa untuk kebutuhan industri," kata Herwindo kepada Antara di Jakarta, Selasa (6/12/2016).

Menurut dia, banyaknya tangkapan nelayan tidak bisa untuk kebutuhan industri antara lain karena banyaknya jenis ikan yang ditangkap.

Selain itu, ujar dia, hal terpenting adalah standar mutu tangkapan nelayan dinilai relatif tidak bisa digunakan untuk industri pengolahan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan melimpahnya jumlah ikan karena kesuksesan pemberantasan pencurian ikan membuat investor tertarik ke Indonesia.

"Ikan saat ini tersedia dalam jumlah cukup," kata Nilanto Perbowo di Jakarta, Senin (28/11).

Untuk itu, ujar dia, pada saat ini banyak pihak yang tertarik untuk menginvestasikan "cold storage" (tempat pendingin untuk menyimpan ikan hasil tangkapan para nelayan) guna membantu industri pengolahan di Tanah Air.

Sebagaimana diwartakan, pengembangan industri perikanan khususnya unit pengolahan ikan (UPI) yang tersebar di berbagai daerah membutuhkan pasokan listrik untuk operasionalisasi serta pembenahan konektivititas guna mengurangi beban logistik.

"(Industri perikanan) akan berubah bila listrik tersedia dengan baik dan konektivitas berkembang dengan cepat," kata Nilanto Perbowo dalam "journalist workshop" yang digelar di KKP, Jakarta, Rabu (16/11).

Nilanto mengingatkan bahwa dari sebanyak 61.603 unit UPI yang ada di Indonesia, hanya sekitar 1,2 persen atau 718 unit yang merupakan UPI skala besar.

Berdasarkan jenis olahannya, UPI skala besar dan menengah didominasi 59 persen oleh UPI jenis olahan ikan beku, sedangkan 36 persen UPI skala mikro-kecil adalah UPI jenis olahan ikan asin.

Sedangkan berdasarkan volumenya, UPI skala besar-menengah mengolah 414.735 ton ikan beku pada tahun 2015, dan UPI skala mikro-kecil mengolah 2.028.651 ton ikan asin pada periode yang sama. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: