Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

CEO Exxon Rex Tillerson Resmi Ditunjuk Jadi Menlu AS

CEO Exxon Rex Tillerson Resmi Ditunjuk Jadi Menlu AS Kredit Foto: Reuters/Kevin Lamarque
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump resmi menunjuk CEO Exxon Mobil, Rex Tillerson, sebagai menteri luar negeri AS di kabinet yang akan dipimpinnya.

Menteri luar negeri sejatinya menjadi diplomat Amerika Serikat yang paling tinggi dengan tanggung jawab untuk menjalankan kebijakan luar negeri pemerintah.

Trump memuji Tillerson sebagai salah satu pemimpin bisnis dan pembuat kesepakatan internasional paling berbakat di dunia. Ia merupakan perwujudan dari mimpi Amerika.

Kekokohannya, pengalaman luas dan pemahaman mendalam tentang geopolitik membuatnya sebagai pilihan tepat sekali sebagai menteri luar negeri," kata Trump dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari laman?BBC?di Jakarta, Jumat (16/12/2016).

Menanggapi penunjukkan itu Tillerson mengatakan merasa mendapatkan "penghormatan".

Rex Tillerson disebut memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Hal itu menimbulkan kekhawatiran dari kubu Demokrat dan sebagian orang di Partai Republik.

Ditambahkan, Tillerson juga bersikap sama dengan dengan Donald Trump mengenai "visi untuk memulihkan kredibilitas hubungan luar negeri Amerika Serikat dan memajukan keamanan nasional negara kita". Kendati demikian, nominasi ini masih perlu disahkan oleh Senat.

Pengukuhan penunjukan Tillerson sebagai menteri luar negeri sudah diperkirakan sebelumnya. Ia diunggulkan dibandingkan di antara sejumlah sosok terkenal Republik, termasuk Mitt Romney yang menjadi calon presiden pada 2012.

Meskipun tak memiliki pengalaman resmi dalam urusan luar negeri, sebagai pucuk pimpinan perusahaan minyak Exxon, Tillerson membawahi perusahaan yang mempekerjakan 75.000 orang dan membawahi operasi bisnis di lebih dari 50 negara.

Pada 2011, Exxon menandatangani kesepakatan dengan Rosneft, perusahaan minyak milik negara terbesar di Rusia. Mereka berencana untuk mengeksplorasi dan memproduksi minyak bersama. Sejak itu, Exxon telah membentuk 10 usaha patungan untuk proyek-proyek di Rusia.

Pada 2013, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan Tillerson penghargaan Order of Friendship dari Rusia.

Namun sanksi AS terhadap Rusia atas aksi serangan kepada Krimea, cukup berdampak terhadap Exxon Mobil. Exxon terpaksa menghentikan sejumlah proyek dan mengalami kerugian hingga US$ 1 miliar. Tillerson kemudian sangat vokal menyuarakan kritik terhadap sanksi itu.

Trump mengatakan ia ingin menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Moskow. Keinginan tersebut menimbulkan kekhawatiran Kongres, bahwa Trump bisa melonggarkan beberapa sanksi terhadap Rusia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Rahmat Patutie

Advertisement

Bagikan Artikel: