Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat pada tahun 2016, meski sempat tertahan di bulan November 2016 pasca-Pemilu AS. Secara point to point, rupiah menguat 1,70% (ytd) pada level Rp13.550 per dolar AS pada akhir November 2016.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan penguatan rupiah ini didukung oleh sentimen positif terhadap perekonomian domestik seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik.
"Namun, pada bulan November 2016, penguatan rupiah tertahan akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca Pemilu AS dan ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate," ujar Tirta di Jakarta, Jumat (16/12/2016).
Kendati begitu, selepas November, rupiah kembali menguat sejalan dengan aliran masuk dana asing. Menurut Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung, pada Desember 2016 sudah ada dana yang masuk sebesar Rp7 triliun.
"Saya kira sudah pasti Desember ini kita inflow. Sampai sekarang sudah Rp7 triliun di Desember saja. Memang Oktober outflow, tapi Desember kemarin makanya nilai tukar menguat karena ada inflow. Rp120-an triliun sekian," paparnya.
Ke depan BI akan terus mewaspadai risiko capital reversal terkait ketidakpastian kebijakan AS dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement