Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Industri perbankan tanah air tampaknya belum dapat berlari kencang. Bayang - bayang akan ketidakpastian ekonomi dunia masih mengahantui target kinerja perusahaan perbankan nasional. Oleh karena itu tidak aneh jika akhirnya ada beberapa lembaga perbankan yang beraset besar enggan melakukan ekspansinya secara agresif di tahun 2017 mendatang.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual menjelaskan ketidakstian dari ekonomi global akibat terpilihnya Donald Trumph sebagai presiden Amerika Serikat masih menjadi salah satu penghalang perbankan nasional untuk memasang target pertumbuhan yang agresif.
"Ketidakpastian dari faktor non ekonomi juga menjadi salah satu alasan perbankan menahan diri. Hal ini terkait nasionalisme yang meningkat karena kebijakan proteksionis yang dijalankan oleh beberapa negara lain, seperti keluarnya Inggris dari Uni Eropa kemudian meningkatnya popularitas partai-partai nasionalis di luar negeri sana," katanya kepada wartaekonomi, Jumat (23/12).
Lebih lanjut dirinya mengatakan faktor perlambatan ekonomi China juga ikut menjadi barrier dalam kinerja perbankan tahun depan. Karena tidak dapat dipungkiri, hasil ekspor dalam negeri banyak tergantung pada negeri tirai bambu tersebut. Disamping itu, dari sisi internal faktor adanya pemilihan kepada daerah yang bakal terjadi secara serentak pada kuartal pertama tahun depan juga ikut membayangi kinerja perbankan pada tahun mendatang.
"Terakhir ini banyak isu-isu politik yang cukup mengemuka, hal ini membuat pengusaha bersikap wait and see," tambah David.
Seperti diketahui, beberapa lembaga perbankan tampak menahan diri dalam melakukan ekspansinya. Citibank Indonesia contohnya, perseroan memasang target pertumbuhan kreditnya pada tahun 2017 mendatang di angka single digit. Hal itu disebabkan karena efek dana tax amnesty baru dapat dirasakan di kuartal dua tahun depan.
Perbankan lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang memasang target pertumbuhan kredit diatas 12%. Optimisme perseroan lahir atas gencarnya pembangunan infrastruktur.? Seakan tidak mau ketinggalan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga memasang target pertumbuhan yang sama, Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri Pahala Mansury sebelumnya menyatakan, melihat kondisi ekonomi yang diperkirakan membaik, pertumbuhan kredit Bank Mandiri kemungkinan kisaran 12-14% (yoy).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement