BI Fokus Jaga Inflasi Volatile Food Hadang Kenaikan Tarif Listrik dan BBM
Bank Indonesia (BI) mengakui dikuranginya subsidi listrik 900 VA, penyesuaian harga BBM dan elpiji 3 kilogram akan memberikan tekanan inflasi khususnya dari komponen administered prices di awal 2017 ini.
"Kita memahami bahwa di awal tahun 2017 ada subsidi listrik 900 VA diangkat, dan juga kita tahu nanti akan ada penyesuaian harga LPG 3 kg. Jadi ini merupakan tekanan bagi inflasi," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo akhir pekan ini di Jakarta.
Oleh sebab itu, lanjut Agus, untuk menjaga inflasi sesuai sasaran 4 plus minus 1 persen, BI akan fokus menjaga inflasi komponen volatile food tetap rendah. Misalnya menjaga stabilitas harga pangan strategis.
"Tapi kita lihat ruang perbaikan ada pada harga pangan strategi. Seperti Desember berhasil di tekan, karena ada komoditi hortikultura memberi tekanan di November dan di Desember ini bisa ditekan. Kita harpakan inflasi dari sisi volatile food bisa dikendalikan sehingga kalau administered prices (bergejolak) bisa ditekan sesuai dengan target. Di 2017 kita bersama pemerintah menjaga betul (inflasi) 4 plus minus 1 persen," jelasnya.
Adapun untuk memantau inflasi, BI akan meluncurkan sistem informasi harga pangan strategis. Sistem ini akan dapat memonitor inflasi di seluruh daerah Indonesia.
"BI akan aktif berpartisipasi karena kita ada forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan di Januari ini akan luncurkan sistem informasi yang bisa memonitor inflasi di 82 kota sebagai pusat informasi harga pangan strategis, ini digunakan untuk menjaga inflasi tetap baik selama 2 tahun terakhir," papar Agus.
Sistem ini, jelas Agus akan memantau setiap hari harga 20 komoditi atau produk pangan di 82 kota dan itu dilakukan dengan sistem yang sudah baik atau best practice.
Dan ketika kita pantau di pasar modern dan pasar basah, waktu pengambilan informasi juga diyakini integritasnya. Dengan begitu BI bisa mempunyai proyeksi tentang inflasi selama bulan berjalan.
"Jadi kalau kita selama ini memberi info pemantauan harga per 4 minggu selama 1 bulan, sekarang kita bisa setiap hari melakukan monitoring. Sehingga kita bisa mengetahui kecenderungan inflasi di Indonesia, atau di kota, atau di regional. Dan di sistem ini kita memang untuk harga pangan strategis yang nantinya akan menjadi kontributor utama terhadap volatile food," ucapnya.
Adapun, inflasi selama tahun 2016 merupakan yang terendah sepanjang lima tahun terakhir. Tercatat inflasi 2016 sebesar 3,02% dan berada pada batas bawah kisaran sasaran inflasi Bank Indonesia, yaitu sebesar 4?1% (yoy).
Sementara secara keseluruhan tahun, komponen administered prices mencatat inflasi rendah sebesar 0,21% (yoy), ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan tarif listrik. Sementara untuk inflasi komponen volatile food sepanjang 2016 mencapai 5,92% (yoy), cukup rendah di tengah terjadinya gejala La Nina.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Vicky Fadil
Advertisement