Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian?Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan bahwa pada tahun 2017 konsumsi semen di Tanah Air akan meningkat pesat. Hal ini antara lain mengingat adanya pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah.
Menurutnya, proyek pemerintah membutuhkan banyak pasokan semen dan akan naik setiap tahunnya. Di samping itu, maraknya pembangunan perumahan dan properti juga menjadi faktor meningkatnya permintaan semen.
"(Sebanyak) 80 persen konsumsi semen adalah oleh masyarakat," katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (9/1/2017).
Sigit menjelaskan bahwa untuk mengukur suatu negara apakah terbangun atau tidak dapat dilihat dari pertumbuhan industri semen pada negara tersebut.
"Kalau industri semen di negara tumbuh maka pembangunan di dalam negeri juga pasti tumbuh, begitu gampangnya," tuturnya.
Sigit menambahkan salah satu indikator peningkatan nilai investasi industri semen tahun ini ditandai dengan beroperasinya pabrik semen baru milik Semen Indonesia di Rembang, Jawa Tengah. Keberadaan pabrik semen tersebut diharapkan dapat mengangkat ekonomi daerah setempat.
Sementara itu, Direktur Utama PT Semen Indonesia Rizkan Chandra mengatakan kekuatan Holding Semen Indonesia Group saat ini adalah dari sisi kapasitas produksi. "Di tengah kondisi perekonomian yang sulit dan persaingan yang semakin ketat, Semen Indonesia masih bisa menciptakan rekor baru di bidang produksi," ujarnya.
Tahun 2016 Rizkan menyebutkan Pabrik Tuban mampu memproduksi sebanyak 1.381.907 ton atau naik dua persen melampaui jumlah produksi tahun 2015 sebesar 1.355.795 ton.
"Kami berharap di tahun-tahun mendatang pabrik-pabrik SMIG dapat ikut menorehkan prestasi produksinya," harapnya.
Menurut Rizkan, peningkatan produksi ini didukung adanya pabrik yang terintegrasi sehingga mampu menciptakan peluang biaya distribusi yang lebih terjangkau dan jaminan ketersediaan produk di pasar. "Selain itu, juga didukung distribusi terintegrasi yang luas dengan 11 pelabuhan, 25 packing plant, dan ratusan distributor se-Asia Tenggara," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Rizkan mengajak semua karyawan Semen Indonesia grup agar mengubah pola pemasaran dan penjualan dalam menghadapi kondisi persaingan yang semakin ketat saat ini. "Saat ini kita harus merubah pola customer oriented company. Kita harus menjadi perusahaan yang berorientasi melayani. Bukan dilayani," tegasnya.
Menurutnya, tanggal 7 Januari adalah hari yang bersejarah. Menjadi catatan sejarah sebagai tanggal berdirinya Holding PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. yang dibentuk sebagai upaya memperkuat kinerja perusahaan yang lebih baik dan berkelanjutan agar mampu memenangkan persaingan industri semen yang semakin kompetitif.
PT Semen Indonesia didirikan tahun 1957 dengan kapasitas awal 250.000 ton per tahun. Namun, saat ini produksi bisa mencapai kapasitas 37,8 juta ton dengan tambahan beroperasinya Pabrik Indarung dan Pabrik Rembang. Lompatan luar biasa ini menjadikan PT Semen Indonesia sebagai produsen semen terbesar di Asia Tenggara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo
Advertisement