Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fluktuasi Harga Pangan Makin Parah di Medan

Fluktuasi Harga Pangan Makin Parah di Medan Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Medan -
Saat ini harga cabai baik itu cabai merah dan cabai rawit dijual dalam rentang harga 48 ribu hingga 54 ribu per Kg. Pantauan di beberapa pasar di Medan untuk cabai rawit sudah mengalami penurunan dari sebelumnya yang sempat menyentuh harga 100 ribu per Kg menjadi 54 ribuan per Kg saat ini. Meski demikian, harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut masih bertahan mahal.
Sayangnya, setelah cabai alami penurunan, harga tomat yang sebelumnya dijual di harga 8000 per kg. Saat ini harga meroket menjadi 17 ribu per Kg, naik 200% lebih. Kenaikan harga pangan holtikultura ini tentunya akan memicu terjadinya inflasi. Dan pastinya akan menekan daya beli masyarakat di Medan.?
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, terjadinya fluktuasi harga pangan di Medan semakin hari semakin parah, sebab kenaikan harga holtikultura tersebut diyakini akan timbul inflasi pada bulan ini.
"Kenaikan ini masih belum sepenuhnya bisa dikendalikan dalam jangka pendek. Sisi pasokan masih menjadi pemicu terjadinya lonjakan harga akhir-akhir ini. Sejumlah pedagang juga mengeluhkan mahalnya harga kebutuhan masyarakat, karena membuat dagangan mereka menjadi kurang laku untuk dijual,"katanya Rabu (11/1/2017).
Artinya tidak ada yang diuntungkan dengan kenaikan harga tersebut. Baik pedagang dan konsumen kedua-duanya dirugikan. Petani memang berpeluang untuk menikmati keuntungan yang lumayan. Hanya saja jika produksinya turun, kenaikan harga ini tentunya hanya mengkompensai penurunan produktifitas tersebut.
"Ditengah lonjakan harga kebutuhan masyarakat lainnya, termasuk penyesuaian tariff atau harga yang dilakukan oleh pemerintah. Kenaikan harga bahan pokok ini tentunya membutuhkan upaya yang ekstra agar bisa dinormalisasi. Tentunya ini bukanlah pekerjaan yang mudah,",ujarnya?
Awal tahun 2017 masyarakat dihadapkan pada tren kenaikan harga yang belum surut. Hal ini berpeluang memicu kekuatiran masyarakat bahwa harga yang berlaku tersebut justru tidak mampu ?dijinakkan? dalam waktu dekat. Dikarenakan natal dan tahun baru telah lewat.
" Selain itu, disejumlah wilayah lainnya juga tengah berhadapan dengan tekanan harga barang yang komoditasnya itu tidak jauh berbeda dengan komoditas yang bertahan mahal di wilayah Sumut,"pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: