Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bulog Sumut Siap Salurkan Paket Beras dan Gula 80.241 KK di Medan

Bulog Sumut Siap Salurkan Paket Beras dan Gula 80.241 KK di Medan Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -

Bulog Divisi Regional Sumatera Utara mulai tahun 2017?akan menyalurkan paket beras 10 kg dan gula pasir 2 kg yang diberikan hanya kepada masyarakat Medan sebanyak 80.241 KK selaku keluarga penerima manfaat.

Kepala Bulog Divre Sumut Imran Rasidy Abdullah mengatakan bahwa untuk di Sumut kemungkinan mulai awal Februari 2017 di mana satu paket nilainya Rp110.000 per KK yang diterima berupa bahan pangan yang diperoleh yakni beras 10 kg (kemasan 5 kg) dan 2 kg gula pasir (kemasan 1 kg). Sistem ini berlanjut hingga tahun 2020.

"Bantuan itu gratis dari pemerintah dan untuk saat ini di Sumut masih warga penerima manfaat di Medan saja yang dapat," katanya di Medan, Senin (23/1/2017).

Secara nasional, program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) itu baru diberikan kepada 45 kota, termasuk satu di Medan. Jadi belum semua daerah memperolehnya, sedangkan program raskin atau rastra tetap berjalan seperti biasanya di kabupaten/kota yang tidak mendapat BPNT.

"Kalau kota itu sudah ada BPNT maka tidak dapat lagi Rastra. Jadi, di Kota Medan tidak ada lagi penyaluran raskin," katanya.

Dikatakannya, sistem penyaluran nanti hanya punya satu kartu. Jadi, kartu itu diisi pemerintah dan ditukarkan ke bank persepsi yakni BNI, Bank Mandiri, BTN, dan BRI melalui BRILink. Kartu itu nanti digesek oleh bank.

"Untuk Sumut melalui BRILink," katanya.

Kalau tidak dibelanjakan bulan ini, imbuhnya, akan bisa dibelanjakan bulan berikutnya. Ia menegaskan semua sistem itu, termasuk penentuan masyarakat penerima manfaat, diatur oleh pemerintah.

"Bulog Sumut hanya menyalurkan saja sepanjang ada bukti dari BRILink," katanya.

Untuk menyiapkan penyaluran itu, imbuhnya, Bulog harus memperhatikan aspek kemasan yang mampu ketahanan produk. Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga mesti mempersiapkan tempat-tempat penyimpanan.

"Yang kita khawatirkan nanti ada titik distribusi, di situ disiapkan berasnya, tapi tak ada yang mengambil. Sebab boleh saja diambil bulan berikutnya, jadi harus ada lokasi penyimpanan lagi di titik distribusi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: