Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

3,6% Portofolio Kredit Bank Mandiri Disalurkan ke Infrastruktur

3,6% Portofolio Kredit Bank Mandiri Disalurkan ke Infrastruktur Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mengaku telah menyalurkan kredit sebesar Rp25,5 triliun atau sekitar 3,6% dari total keseluruhan portofolio kredit untuk pengembangan infrastruktur hingga Desember tahun lalu. Hal tersebut merupakan wujud komitmen perseroan dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Tanah Air, termasuk sektor ketenagalistrikan.?

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, dukungan pembiayaan tersebut merupakan salah satu upaya perseroan dalam mendukung program pembangunan infrastruktur dasar sekaligus mendorong pembangunan dan pemerataan ekonomi di berbagai wilayah Tanah Air.

?Kami menyadari kebutuhan investasi untuk pengembangan sektor kelistrikan sangat besar, baik oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun Independent Power Producer (IPP). Oleh karena itu, kami ingin meningkatkan peran aktif, terutama dalam mendukung pembiayaan ke sektor kelistrikan untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi Indonesia,? katanya di Jakarta, Selasa (24/1/2017).?

Jumlah tersebut, lanjut Rohan, termasuk penyaluran pembiayaan yang dilakukan perseroan ke program pembangunan pembangkit listrik 35.000 Megawatt, yang diperkirakan membutuhkan investasi per tahun mencapai Rp225 triliun selama periode 2015 ? 2019.

Salah satu pembiayaan yang dilakukan adalah penyaluran kredit sindikasi senilai total Rp24 triliun untuk capex PLN, dimana porsi Bank Mandiri sebesar Rp7,25 triliun. Di samping itu, Bank Mandiri juga membiayai project PLTU Kalteng-1 (2x100 MW) di Desa Tumbang Kajuei, Kec. Rungun, Kab. Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan PLTU Embalut (2X100 mw) di Desa Tanjung Batu, Kec. Tenggarong Seberang, Kab. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

?Kami menargetkan pertumbuhan pembiayaan sektor kelistrikan sekitar 18% pada tahun ini, dengan komposisi bilateral dan sindikasi yang akan ditentukan oleh jenis dan kebutuhan proyek yang dibiayai,? tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: