Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jabar mewaspadai sebaran virus Antraks yang bisa menyebar ke Jawa Barat.
Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Jabar, Dody Firman Nugraha mengatakan pihaknya lebih ketat dalam meloloskan arus lalu lintas hewan ternak dari Jawa Tengah. Termasuk mengawasi dengan ketat alur keluar masuk hewan ternak dari luar Jabar di pos Losari dan Banjar.
"Kami instruksikan para petugas yang ada di puskeswan dan poskeswan untuk monitor sentra peternakan. Kami juga memeriksa surat-surat ,"katanya kepada wartawan di Bandung, Kamis (26/1/2017)
Dodi menjelaskan hewan ternak yang masuk ke Jabar berasal dari Jateng, Bali, NTB, NTT termasuk dari Australia dan New Zeland. Menurutnya, untuk wilayah Jateng sebelum masuk ke Jabar sudah diseleksi terlebih dulu. Bahkan jika ditemukan hewan sakit dan sudah masuk di jabar, pihaknya akan melakukan karantina.
"Alhamdulillah selama ini belum ditemukan. Dari Jateng sendiri sudah ketat melakukan pengawasan hewan ternak. Nah, jika yang sudah masuk ke Jabar lalu hewan itu sakit, kami siapkan karantina,"jelasnya.
Selain pengawasan ketat terhadap hewan yang masuk ke Jabar, sambung Dody, pihaknyapun telah menyiapan 15 ribu vaksin. Hal tersebut hanya berdasarkan kausastik atau cadangan saja.
"Artinya vaksin itu akan digunakan jika terjadi kasus. Tapi kan selama ini belum ditemukan. Jadi vaksin belum ditemukan,"pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Sucipto
Advertisement