Raksasa mode asal Swedia, Hennes & Mauritz (H&M) mencatatkan penurunan laba bersih, akibat kenaikan harga pembelian karena kurs dolar yang menguat serta meningkatnya penawaran diskon. H&M membukukan laba setelah pajak sebesar ? 1,7 miliar (18,636 miliar kronor) pada tahun yang berakhir hingga 30 November 2016.
?
Cuaca yang dingin membuat orang enggan untuk membeli pakaian baru di musim semi. Akibatnya, penjualan lebih rendah dari yang diharapkan, sehingga pada akhirnya perusahaan menawarkan diskon untuk mendorong penjualan. Kendati demikian, dalam tiga bulan terakhir laba bersih perusahaan naik 7 persen dan penjualan mengalami peningkatan.
?
Jaringan perusahaan mode tersebut terus memperluas jangkauan global. CEO H&M mengatakan perusahaan terus mengembangkan kehadiran toko online yang kuat dan berencana membuka toko di Kazakhstan, Kolombia, Islandia, Vietnam dan Georgia.
?
"Sepanjang tahun 2016, kami membuka 427 toko baru di seluruh dunia dan menambahkan tiga pasar baru. Kami juga meluncurkan toko online kami di 11 pasar tambahan," kata CEO H&M Karl-Johan Persson, seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Kamis (2/2/2017).
Namun Persson juga membuat referensi terkait "peristiwa geopolitik" yang memiliki dampak negatif pada perdagangan ritel, terutama di Perancis, Jerman, Swiss dan Italia serta Amerika Serikat dan China.
?
"Ini memiliki dampak yang besar pada perkembangan penjualan kami secara keseluruhan, sejak pasar ini menyumbang bagian terbesar dari penjualan kami," kata Persson.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement