Harga cabai merah yang luruh selama bulan januari menyumbang bagi terjadinya deflasi sehingga kelompok bahan makanan indeksnya minus 1,32%. Meskipun ada sejumlah kebutuhan pangan yang mengalami kenaikan seperti telur ayam, daging ayam serta rokok. Dan ditambah dengan penyesuaian tariff listrik, harga BBM serta kenaikan tariff pengurusan BPKB dan STNK membuat Sumut harus mencetak inflasi walaupun cabai harganya turun 50% lebih.
?
"Kita bersyukur disaat terjadi penyesuain sejumlah harga yang diatur pemerintah, justru harga cabai turun tajam. Yang mengakibatkan inflasi di Sumut realisasinya sebesar 0.45%. Lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi saya sebelumnya dimana inflasi di bulan Januari yang terealisasi sebesar 0.5% higga 0.7%. jika seandainya saja harga cabai masih bertahan di atas 80 ribu per kg. Maka realisasi laju tekanan inflasi SUMUT bisa mendekati 1%. Seperti inflasi yang direalisasikan nasional sebesar 0.97%,"kata pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Kamis (2/2/2017).
?
Dia berharap tidak ada kenaikan pada harga cabai lagi serta sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang sampai saat ini bertahan mahal bisa diturunkan. Efek dari kenaikan sejumlah harga yang diatur pemerintah memang akan terasa setidaknya hingga di bulan februari ini. Walau demikian, pemerintah harus bisa memperbaiki sisi pasokan agar inflasi kedepan bisa lebih dikendalikan.
?
"Tantangan pengendalian inflasi masih cukup berat di bulan bulan selanjutnya. Kita harus mewaspadai sejumlah variable yang sulit diperkirakan seperti masalah cuaca yang bisa saja mengganggu sisi persediaan. Ditambah lagi dengan masalah eksternal ketidakpastian perekonomian global yang masih saja bergejolak,"ujarnya.
?
Realisasi inflasi di bulan Januari tahun 2017 ini dinilai cukup kecil. Karena realisasinya dibawah angka 0.7%. Yang memang menjanjikan adanya kemungkinan pegendalian laju tekanan inflasi selama tahun 2017 ini. "Hal inilah yang saya pikir sedikit memberikan rasa nyaman terkait dengan ekspektasi kinerja inflasi hingga tutup akhir tahun 2017 nanti,"pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement