Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pernyataaan Penasihat Trump Terkait Euro Picu Kemarahan Merkel

Pernyataaan Penasihat Trump Terkait Euro Picu Kemarahan Merkel Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kanselir Jerman Angela Merkel menolak pernyataan penasihat utama Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menuduh Jerman menggunakan euro untuk mengganggu ekonomi AS.

Peter Navarro, seorang ekonom yang menjabat sebagai Dewan Perdagangan Nasional era Trump mengatakan kepadaFinancial Times?bahwa Jerman memanfaatkan Euro yang sedang?undervalued?untuk mengeksploitasi mitra perdagangan mereka.

Selain itu, Navarro juga mengatakan bahwa permohonan kontrak perdagangan Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) antara AS dan Eropa juga sudah mati.

Pernyataan tersebut memicu kemarahan Merkel.

"Jerman adalah negara yang selalu menyerukan agar bank sentral Eropa (ECB) mengeluarkan kebijakan yang independen. Seperti yang Bundesbank lakukan, sebelum adanya euro," kata Merkel, seperti dikutip dari laman?BBC?di Jakarta, Kamis (2/2/2017).

"Kami tidak akan mempengaruhi perilaku ECB," tambahnya.

Jerman mendapatkan surplus besar di neraca perdagangannya, di mana nilai ekspor jauh di atas angka impor. Dalam 11 bulan di 2016, surplus perdagangan mencapai 255 miliar euro.?

Banyak ekonom, termasuk dari bank sentral Eropa memperingatkan akan adanya ketidakseimbangan perdagangan antara Jerman dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Karena, ketikdaseimbangan tersebut menimbulkan resiko bagi zona euro.

Namun, mereka juga mengatakan bahwa kebijakan moneter bank sentral sendiri yang justru membuat nilai tukar euro terkulai.

Atas kondisi ini, sejumlah pemimpin di Eropa, menyatakan keprihatinannya. Khususnya terkait masa depan hubungan dagang antara Uni Eropa dengan AS.

Donald Tusk, Presiden Dewan Eropa, mengirimkan surat pada Selasa (31/1) kepada anggota Uni Eropa. Ia mengingatkan bahwa hkebijakan AS di bawah Trump bisa membuat terpuruk perekonomian Uni Eropa.

"Perubahan di Washington menempatkan Uni Eropa dalam situasi sulit. Dengan adanya pemerintahan baru yang malah menimbulkan pertanyaan selama 70 tahun masa kebijakan luar negeri Amerika," kata Tusk.

Sementara itu, Presiden Perancis Francois Hollande juga mengatakan hal yang sama. Kebijakan Presiden Trump banyak menimbulkan masalah bagi Eropa.

Setelah pemerintahan Trump menuduh Jerman mendevaluasi mata uang mereka untuk meningkatkan daya saingnya dari sektor perdagangan, dolar AS masih?bearish?di sesi perdagangan Asia. Para investor menanggapi hal ini dengan semakin meninggalkan aset-aset berisiko, yang memerahkan saham-saham dan menguntungkan obligasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gregor Samsa
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: