Laju perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bertumbuh positif dari tahun ke tahun. Bahkan, Sulsel kini menduduki rangking tiga untuk pertumbuhan ekonomi terbaik secara nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Sulsel yang tumbuh sebesar 7,14 persen sepanjang 2016 hanya kalah dari Sulteng (9,98 persen) dan Papua (9,21 persen).
"Sulsel patut berbangga karena menempati peringkat tiga untuk tingkat pertumbuhan ekonomi secara nasional. Laju pertumbuhan ekonomi Sulsel masih bisa lebih baik dan itu mesti didorong agar berkontribusi positif untuk nasional," kata Kepala BPS Sulsel Nursam Salam saat merilis pertumbuhan ekonomi Sulsel di kantornya, Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Senin (6/2/2017).
Nursam menerangkan pertumbuhan ekonomi Sulsel sebesar 7,41 persen bisa terdongkrak lebih tinggi jika komponen konsumsi pemerintah dan ekspor-impor tidak menurun. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulsel bisa tembus sampai sembilan persen bila dua faktor tersebut tumbuh positif pada 2016. Karenanya, diharapkan titik lemah tersebut untuk dibenahi pada 2017.
Nursam mengimbuhkan dua provinsi yang laju pertumbuhan ekonominya berada di atas Sulsel ditopang oleh geliat pembangunan. Contohnya, di Sulteng dan Papua yang tengah gencar masuk investasi tambang. Toh demikian, bila dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB)-nya, Sulsel tentunya jauh lebih besar.
Dari catatan BPS, PDRB Sulsel bertambah sebesar Rp38,88 triliun. BPS mencatat PDRB Sulsel hanya berkisar Rp340,33 trilun pada 2015 dan melonjak menjadi Rp379,21 triliun pada 2016. Adapun PDRB per kapita tercatat US$3.311,4 atau Rp44,06 juta, jauh lebih baik ketimbang tahun lalu sebesar Rp39,94 juta.
Nursam menyebut peran ekonomi Sulsel terhadap Pulau Sulawesi bahkan mencapai 49,6 persen. Hal itu tidak lepas dari besarnya pendapatan atau uang yang berputar di Sulsel. Karena itu, gejolak perekonomian Sulsel berpotensi mempengaruhi Pulau Sulawesi yang terdiri atas enam provinsi. Sulsel sendiri masih sangat bertumpu pada sektor pertanian.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan tidak mudah untuk bisa terus mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi di tengah perekonomian global yang tidak menentu. Untuk itu, pihaknya berharap perbankan bisa mengalokasikan anggaran kredit usaha rakyat (KUR) lebih besar untuk daerahnya.
Syahrul meminta setidaknya dana Rp1 triliun untuk dikucurkan ke kabupaten/kota dalam bentuk KUR yang diawasi secara khusus. Menghadapi 2017, Pemprov Sulsel juga menyiapkan beberapa program untuk menjaga kondisi perekonomian di antaranya program-program jangka pendek 100 hari yang terkontrol.
Selain itu, Syahrul mengatakan pihaknya mengupayakan pembangunan infrastruktur yang akan mampu menyerap tenaga kerja.
"Sebenarnya, kami butuh Rp2,4 triliun untuk menggerakkan sektor ekonomi kerakyatan di kabupaten dan kota. Pemerintah yang jamin, kita bicarakan ini dengan pemerintah kabupaten dan kota," ucap Gubernur Sulsel dua periode tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement