Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini yang Bikin Ruang Pelonggaran BI Berkurang

Ini yang Bikin Ruang Pelonggaran BI Berkurang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) lagi-lagi mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo (BI 7-day RR) rate di 4,75% dan menunjukkan kekhawatiran yang bertambah, baik terhadap pengetatan lanjutan The Fed maupun risiko naiknya inflasi domestik.

Menurut Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta, tendensi tersebut sekaligus menutup peluang pelonggaran di semester I-2017 dan bahkan bisa memicu pengetatan jelang akhir tahun. Prediksi BI 7-day RR rate akhir 2017 masih dipertahankan di 4,75% sebelum mulai naik bertahap ke 5,25% di 2018.

"Meningkatnya risiko global dan domestik. Tidak ada yang baru dari pernyataan resmi BI kecuali bertambahnya kesan kekhawatiran terhadap risiko global dan inflasi domestik," ujar Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (17/2/2017).

Dari global, kata Rangga, tendensi Yellen yang lebih hawkish juga mengangkat ekspektasi BI terhadap jadwal kenaikan FFR target lanjutan yang lebih dini di 2017 ? FOMC meeting berikutnya dijadwalkan pada 14-15 Maret 17.

"Ditambah dengan risiko kebijakan Trump, Brexit, geopolitik di Uni Eropa, serta inflasi domestik yang mendekati target BI. BI seakan lebih menekankan kestabilan finansial daripada mendukung pertumbuhan (baca pelonggaran moneter)," tuturnya.

Tetapi secara historis korelasi positif antara suku bunga acuan BI dengan Fed rate masih jauh lebih rendah dibanding faktor lain seperti inflasi domestik atau yield SUN ? dalam 14 bulan terakhir FFR target sudah naik 50bps tetapi BI RR rate justru dipangkas 150bps.

Tetapi, kenaikan FFR target di 2017 akan berbeda karena bersamaan dengan kenaikan tajam inflasi AS (naik ke 2,5% YoY di Januari 17) yang salah satunya akibat kenaikan harga minyak mentah, variabel yang juga berkorelasi positif kuat ke inflasi domestik.

"Inflasi akan menjadi pemicu kenaikan BI RR rate yang utama, bukan FFR target kecuali kenaikannya memicu sudden reversal dan mendorong kenaikan tajam yield SUN serta depresiasi tajam rupiah yang membahayakan stabilitas pasar keuangan domestik," ungkapnya.

Inflasi diperkirakan terus naik hingga 4,6% YoY di akhir tahun ? survei BI menunjukkan inflasi Februari 2017 di kisaran 3,95% YoY. Angka tersebut akan memangkas premium BI 7-day RR rate terhadap inflasi sedikit di bawah +1%, level yang secara historis jarang memicu kenaikan BB RR rate.

"Sehingga walaupun siklus pelonggaran moneter akan segera berakhir, siklus pengetatan masih bisa menunggu. Likuiditas dollar yang terjaga oleh surplus neraca dagang serta aliran dana asing ke pasar keuangan, juga akan mencegah BI yang terburu-buru memulai pengetatan moneter," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: