Royal Bank of Scotland (RBS) melaporkan kerugian tahunan sebesar ?7 miliar akibat masalah di masa lalu yang terus memukul kinerja perusahaan. RBS membukukan defisit hingga lebih dari tiga kali lipat dari kerugian di tahun 2015 sebesar ?2 miliar. Ini adalah tahun kesembilan berturut-turut di mana RBS telah gagal untuk membuat keuntungan.
Kerugian tersebut disebabkan bank menyisihkan lebih banyak uang untuk menangani tindakan hukum di AS dan upaya untuk pemisahan anak usahanya, Williams & Glyn.
RBS berencana untuk memangkas biaya sebesar ?2 miliar dalam empat tahun ke depan yang berarti akan berdampak PHK dan penutupan cabang lebih lanjut.
CEO Ross McEwan mengatakan pemangkasan biaya yang besar akan menyebabkan para pekerja kehilangan pekerjaan.
"Beberapa cabang telah ditutup dan akan terus berlanjut. Bentuk cabang akan berubah dan apa yang dilakukan di cabang juga akan berubah," tambah McEwan seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Minggu (26/2/2017).
Bank yang 72 persen sahamnya dimiliki oleh pemerintah Inggris ini telah menderita kerugian hingga lebih dari ?50 miliar sejak digelontorkan bailout sebesar ?45,5 miliar selama krisis keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement