PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) secara konsolidasi mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp2,66 triliun pada tahun 2016. Jumlah tersebut meningkat 12% jika dibandingkan dengan perolehan diperiode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,39 triliun.
Direktur Danamon, Vera Eve Lim mengatakan positifnya kinerja keuangan Danamon ditopang oleh pendapatan non bunga, efisiensi pengeluaran operasional dan penurunan biaya kredit.
"Laba bersih kita jika sebelum pajak tumbuh 39% menjadi Rp4,5 triliun sementara setelah pajak tumbuh 12%," kata Vera saat pemaparan kinerja Bank Danamon di Jakarta, Rabu (1/3/2017).
Berdasarkan data yang dipublikasikan, selama 2016 rasio pembiayaan terhadap pendapatan (cost to income ratio) tercatat membaik sebesar 48,8% dibandingkan tahun 2015 sebesar 52%.
Disisi lain biaya operasional turun 4% dari Rp8,9 triliun menjadi Rp8,6 triliun. Sedangkan biaya kredit tercatat turun 12% dari Rp4,9 triliun jadi Rp4,4 triliun.
Sementara itu dari sisi pembiayaan, total portofolio kredit Danamon dan trade finance turun 2% menjadi Rp127,3 triliun di 2016, dari sebelumnya di 2015 sebesar Rp129,5 triliun.
Penurunan tersebut seiring menurunnya kredit segmen mikro melalui Danamon Simpanan Pinjam (DSP) yang turun 30% menjadi Rp10,2 triliun, seiring kompetisi dan permintaan yang menurun. Penurunan juga terjadi pada pembiayaan Adira Finance sebesar 5% pada 2016, menjadi Rp44,4 triliun.
"Namun produktifitas menunjukan peningkatan dimana pembiayaan Adira Finance tumbuh 2% di kuartal empat. Tren positif ini terjadi di tengah lemahnya penjualan di industri kendaraan baru roda dua dan empat komersial yang masing-masing turun 8% dan 29%," jelasnya.
Pertumbuhan kredit terjadi pada sektor UKM sebesar 10% menjadi Rp24, 7 triliun, Wholesale tumbuh 11% menjadi Rp37,4 triliun. Sedangkan mortgage konsumer juga tumbuh 21% menjadi Rp4,4 triliun. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Advertisement