Komoditas cabai rawit hingga saat ini masih memicu inflasi di Jawa Tengah yang pada bulan Februari mencapai 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 126,80.
"Harga cabai rawit dan sekarang ditambah bawang merah yang masih tinggi berdampak pada inflasi Februari," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, Rabu (1/3/2017).
Untuk diketahui, berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa Tengah komoditas cabai rawit dan bawang merah yang masuk kelompok bumbu-bumbuan memberikan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,1588 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada kelompok bumbu ini sebesar 5,29 persen.
Margo mengatakan terkait dengan adanya kenaikan harga dua komoditas tersebut berhubungan dengan suplai di pasar. Menurut dia, terbatasnya ketersediaan barang berdampak pada harga yang tinggi.
"Bahkan kalau permintaan tetap sama tetapi suplai barang berkurang pasti pedagang akan tetap menaikkan harga," katanya.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pihaknya mengimbau agar ada komunikasi yang lancar antara pihak hulu dengan hilir.
"Kebijakan yang perlu dilakukan adalah informasi di hulu dan hilir harus diseimbangkan. Contohnya suplai bisa ditambah di pasar yang banyak dikunjungi masyarakat," katanya.
Sementara itu, selain komoditas cabai rawit dan bawang merah, faktor lain yang memicu terjadinya inflasi adalah tarif dasar listrik untuk pascabayar.
"Saat ini tarif listrik pascabayar mengalami kenaikan. Pemakaian Januari dibayarkan bulan Februari, sehingga masuk ke pencatatan BPS bulan Februari. Ini juga memberikan dampak yang cukup besar," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement