Direktur Eksekutif Pengembangan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedi Mulyadi menyatakan pembangunan bandara khusus untuk menunjang aktivitas di Kawasan Industri Morowali sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Pembangunan bandara khusus tersebut akan dimulai tahun ini dan ditargetkan rampung pada 2018.
Dedi mengakui pembangunan bandara khusus di dekat Kawasan Industri Morowali sebelum ditolak oleh Menteri Perhubungan (Menhub) saat masih dijabat Jonan Ignasius. Kini, di bawah kepemimpinan Budi Karya Sumadi, restu pembangunan bandara khusus tersebut akhirnya diberikan. Keberadaan bandara khusus tersebut sangat penting sebagai upaya integrasi dan konektivitas kawasan industri.
"Sewaktu Pak Jonan tidak diperbolehkan, sekarang (pembangunan) bandara khusus sudah dapat izin dari menteri yang baru. Rencananya pembangunan selesai dalam waktu dua tahun, ya 2018 sudah bisa (rampung)," kata Dedi, kepada Warta Ekonomi, seusai tampil sebagai pembicara dalam Seminar Nasional Pengembangan Industri Berbasis Smelter dan Stainless Steel di Gedung Iptek Universitas Hasanuddin (Unhas), Kota Makassar, Kamis (2/3/2017).
PT IMIP sendiri diketahui merupakan perusahaan pengembang kawasan industri terintegrasi. Perusahaan tersebut merupakan hasil kerjasama antara Tsinghan Gorup dari Tiongkok dan Bintang Delapan Grup dari Indonesia.
PT IMIP, ditegaskan Dedi, berkomitmen membangun Kawasan Industri Morowali secara utuh dan terintegrasi. Karena itu, pihaknya tidak sebatas mendatangkan investor untuk membangun pabrik smelter dan lainnya. PT IMIP juga memberikan atensi khusus untuk pembangunan pembangkit listrik, rumah sakit, apartemen, sekolah, pelabuhan dan bandara.?
Bahkan Dedi mengklaim untuk pelabuhan di lingkup Kawasan Industri Morowali tercatat 10 titik. Pelabuhan-pelabuhan itu terintegrasi langsung dengan pabrik-pabrik yang akan memudahkan dalam akses bongkar-muat. "Untuk pelabuhan kita ada 10 titik yang terintegrasi langsung. Lalu, untuk perumahan dinas (apartemen) sudah ada tiga tower dengan kapasitas 1.200 orang. Rencananya akan dibangun lagi delapan tower untuk menampung 5.000 orang," ucap dia.
Direktur Jendral Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengungkapkan pengembangan Kawasan Industri Morowali cukup signifikan. Kawasan tersebut telah terdiri atas 10 pabrik beragam pengolahan logam yang dilengkapi pembangkit listrik. Investasi dari megaproyek tersebut berkisar US$6 miliar alias Rp78 triliun dan diproyeksikan bisa terus bertambah.
"Kawasan Industri Morowali membutuhkan tenaga kerja langsung sekitar 20 ribu orang dan tenaga kerja tidak langsung sekitar 80 ribu orang," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement