Kredit Foto: WE
Pemerintah melakukan transformasi besar layanan publik di sektor transportasi udara, demi menghadirkan pengalaman bandara yang lebih cepat, efisien, dan nyaman bagi penumpang.
Hal tersebut diwujudkan dengan meluncurkan uji coba sistem All Indonesia, sebuah terobosan digital yang menyatukan seluruh layanan kedatangan internasional—mulai dari imigrasi, bea cukai, karantina, hingga kesehatan—ke dalam satu aplikasi terintegrasi.
Baca Juga: Trump Mengancam Akan Kembali Serang Iran
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meninjau langsung pelaksanaan kick-off uji coba sistem All Indonesia di Bandara Internasional Soekarno–Hatta, Tangerang, beberapa waktu lalu
Uji coba serentak juga digelar di Bandara Juanda, Surabaya, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Terobosan ini memudahkan penumpang internasional mengisi data hanya dalam waktu 2,5 menit—cukup satu kali, untuk semua layanan.
"Inovasi ini adalah hasil kerja bersama lintas kementerian/lembaga. Kita ingin mengintegrasikan sejumlah aplikasi yang selama ini terpisah, dan harus diisi oleh para wisatawan maupun penumpang—baik WNI maupun WNA—khususnya penumpang internasional yang masuk ke Indonesia," ujar Menko AHY kepada awak media, dikutip dari siaran pers Kemenko Infra, Selasa (29/7).
Menko AHY menjelaskan, sistem All Indonesia akan menyatukan empat aplikasi layanan yang selama ini berjalan sendiri-sendiri: aplikasi imigrasi (All Indonesia), aplikasi bea cukai dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, aplikasi karantina dari Badan Karantina Indonesia, serta aplikasi kesehatan Satu Sehat yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan.
Saat ini, seluruh aplikasi tersebut masih aktif secara terpisah. Namun, jika uji coba berjalan dengan baik, sistem akan diperluas dan diterapkan secara nasional. Pada tahap awal, uji coba difokuskan pada penerbangan internasional maskapai Garuda Indonesia.
"Secara bertahap akan dilakukan sosialisasi, edukasi, uji coba lanjutan, dan penyempurnaan sistem. Sehingga pada waktunya, sistem ini dapat diterapkan secara resmi dan menyeluruh. Tujuannya adalah menghadirkan efisiensi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi aplikasi ini jauh lebih cepat dibandingkan sistem yang berlaku saat ini," jelasnya.
Salah satu keunggulan sistem ini adalah kemudahan dan kecepatan pengisian data. Penumpang dapat mengisi data secara daring sejak tiga hari sebelum keberangkatan. Berdasarkan simulasi, waktu pengisian hanya sekitar 2,5 menit, mencakup 33 kolom isian—mulai dari informasi pribadi, detail perjalanan, moda transportasi, hingga berbagai deklarasi, termasuk barang bawaan dan kondisi kesehatan.
"Semuanya lengkap dan terintegrasi. Harapannya tentu untuk memudahkan dan mempercepat proses kedatangan internasional. Ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto: Indonesia adalah negara besar dan sangat potensial menjadi destinasi wisata dunia—bukan hanya Bali dan Jakarta, tapi juga daerah-daerah lainnya," lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement