Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasca Longsor, Harga Komoditas Asal Sumbar Naik 100%

Pasca Longsor, Harga Komoditas Asal Sumbar Naik 100% Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Pekanbaru -

Beberapa harga komoditas dari Provinsi Sumatera Barat melonjak hingga 100 persen dihampir semua pasar tradisional di Kota Pekanbaru, pascaputusnya jalan lintas Sumatera Barat-Riau akibat tanah longsor

Berdasarkan pantuan di lapangan, Sabtu (4/3/2017), kenaikan harga komoditas terjadi di pasar tradisional didaerah Rumbai, Pasar Cik Puan, Kodim, Senapelan, dan Limapuluh.

"Bawang prey atau daun bawang kini dijual Rp15.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp7.500," kata Rudi (35) salah satu penampung sekaligus pedagang di Pasar Kodim, Pekanbaru.

Selain itu tomat yang tadinya diperdagangkan hanya Rp4.000-Rp5.000/kilogram (kg) kini naik menjadi Rp8.000/kg.

Aneka sayuran juga naik, misalkan sawi hijau kini diperdagangkan Rp12.000/kg naik dari Rp6.000/kg dan sebagainya.

"Buncis malah kosong tak ada kiriman," tuturnya.

Menurut Rudi naiknya harga semua komoditas Sumbar di pasar Pekanbaru dikarenakan putusnya jalur darat Sumbar-Riau Kamis (2/3) yang berakibat banyak mobil angkut hasil pertanian tidak bisa masuk ke Pekanbaru.

"Mobil dari Bukittinggi, Sumbar hari ini lebih separuhnya tidak datang," terangnya.

Rudi menyebutkan tidak masuknya sayuran dan komoditas pertanian dari Sumbar karena para toke di sentra penghasil tidak mengirim barang akibat putusnya trasportasi darat tepatnya di Desa Tanjung Alai dan Koto Alam karena longsor, dan diperparah banjir di Kecamatan Pangkalan Koto sumbar.

"Toke tak mau ambil resiko rugi, karena sayuran tak tahan lama cepat rusak," katanya.

Makanya sementara sebut dia untuk sementara waktu tidak ada pengiriman barang termasuk barang pesanan miliknya seperti biasa.

Kalaupun ada yang masuk mereka berani ambil resiko melalui jalan alternatif jalur jauh menuju lintas tengah Kuansing-Kiliran Jao (Sumbar).

"Kalau melalui Kiliran Jao maka harus menambah ongkos dua kali lipat," tegasnya.

Belum lagi resiko sayuran rusak karena perjalanannya hampir dua kali biasa.

Uni Sun pedagang lainnya di Pasar Cikpuan membenarkan hari ini dia menambah modal untuk membeli sayuran dan cabai dari tokenya.

"Ongkosnya naik 100 persen kalau biasanya Rp10.000 kini jadi Rp20.000," ucap Uni mencontohkan.

Ia mengaku saat ini terpaksa harus tetap berjualan walau modal dasar pembelian naik, karena tidak tahu mau kerja apa.

"Walau harga mahal harus jualan, tetapi dikurangi, karena resikonya tak laku akan rugi. Yang penting bisa cukup beli beras untuk di rumah," urainya prihatin.

Pantauan di Pasar Kodim atau Senapelan beberapa meja dan lapak pedagang kosong tidak terisi barang dagangan sayuran.

Karena puluhan pedagang memilih tidak berjualan akibat terbatasnya komoditas yang bongkar dari Sumbar. Selain untuk berjualan pedagang harus merogoh modal lebih besar dari biasanya.

Tampak beberapa pedagang yang tetap berjualan harus menjual sayuran yang mulai layu dan tidak segar lagi. Ini menurut mereka akibat kelamaan di jalan.

Sebelumnya diberitakan Lalu lintas Riau-Sumatera Barat atau lintas barat via Kabupaten Kampar terpaksa dialihkan ke Jalan Lintas Tengah melalui Kabupaten Kuantan Singingi akibat banjir di Daerah Pangkalan, Sumbar.

"Telah terjadi Bencana Banjir di Daerah Pangkalan Sumbar yang mengakibatkan Jalan Pekanbaru-Sumbar (lintas barat) tidak dapat dilalui, sehingga untuk arus lalin dialihkan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Riau, Kombes Pol Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Jumat (3/3/2017).

Kepolisian sudah memasang spanduk himbauan jalan alternatif menuju lintas tengah melalui Kiliran Jao, Kabupaten Kuantan Singingi . Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kampar.

"Kita melaksanakan pengaturan dan memberikan imbauan kepada pengguna jalan yang menuju Provinsi Sumbar agar melalui jalur alternatif via Kabupaten Kuansing," ujarnya. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: