Indonesia berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor produk industri ke Iran. Langkah ini perlu didukung kerja sama bilateral di sektor perbankan agar dapat memfasilitasi transaksi pengusaha kedua negara. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kendala utama untuk meningkatkan ekspor ke Iran adalah mekanisme transaksi pembayaran yang selama ini harus dilakukan melalui perbankan di negara ketiga, seperti Uni Emirat Arab, Turki, atau Malaysia.
?Kendala utama adalah mekanisme transaksi pembayaran. Untuk itu, diharapkan perbankan nasional seperti BI dan OJK menjalin kerja sama dengan perbankan Iran dalam memberikan fasilitas finansial sehingga produk industri kita bisa lebih banyak masuk ke sana,? kata Airlangga usai bertemu dengan Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin di Jakarta, akhir pekan lalu.
Politisi Golkar itu juga berharap Iran menjadi hub untuk memasuki pasar Asia Tengah dan Timur Tengah. Selama ini, produk Indonesia yang diekspor ke Iran berupa karet alam, minyak sawit, kertas, ban, dan produk kimia. Sebaliknya, produk Iran yang dibutuhkan di Indonesia, antara lain baja, petrokimia, mineral, dan bahan mentah untuk serat sintetis.
Kemenperin mencatat, beberapa perusahaan nasional yang tengah berminat untuk menjajaki peluang ekspor ke Iran, di antaranya Sinar Mas Group dengan komoditas bubur kertas dan kertas, tisu serta minyak sawit. Kemudian, Tri Mega Baterindo dengan produknya aki mobil dan Kreasindo Resources akan mengirim karet alam.
Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino mengatakan, peluang peningkatan ekspor Indonesia ke Iran mulai dibicarakan lagi setelah adanya Sidang Komisi Bersama ke-12 Indonesia-Iran pada November 2016, kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Iran pada Desember 2016, dan kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ke Iran pada Februari 2017.
?Di dalam pertemuan-pertemuan tersebut juga termasuk dibahas peningkatan ekspor Indonesia ke Iran di sektor industri. Sehingga saya berkonsultasi dengan Bapak Menteri Airlangga untuk mengambil langkah-langkah agar bisa memperluas akses pasar produk kita ke Iran,? paparnya.
Menurut Octavino pada tahun 2016 terjadi peningkatan transaksi perdagangan kedua negara sekitar US$330 juta atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD270 juta. ?Kita mengalami surplus, dan capaian tersebut menunjukkan bahwa semakin besar produk Indonesia yang masuk ke Iran,? ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement