Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini 6 Urutan Skala Prioritas Perencanaan Keuangan

Oleh: Ila Abdulrahman, Financial Advisor

Ini 6 Urutan Skala Prioritas Perencanaan Keuangan Kredit Foto: Asuransi Astra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perencanaan keuangan adalah tentang pengelolaan keuangan, kekayaan, atau investasi agar kebutuhan keuangan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang terpenuhi. Namun, fakta dari riset, sebanyak 70% masyarakat Indonesia tidak memiliki rencana keuangan jangka menengah dan panjang (NFO Consesnsus dan Sun Life Financial Indonesia).

Anda terkadang mengalami dilema, mana yang harus didahulukan antara membayar utang terlebih dahulu, membeli proteksi asuransi, atau berinvestasi. Berikut urutan skala prioritas perencanaan keuangan yang bisa Anda jadikan acuan, yaitu

1. Cek ada atau tidak utang konsumtif, misal kartu kredit, KTA, jika ada maka lunasi terlebih dahulu. Riset pada tahun 2013 oleh Kadence International melaporkan bahwa sebanyak 43,1% masyarakat hidup membayar utang.

2. Cash flow (alur dana) harus positif. Jika dahulu kita diajarkan

pendapatan - (dikurangi) pengeluaran = 0 (nol) atau

pendapatan - pengeluaran = sisa, baru ditabung, maka saat ini:

pendapatan - pengeluaran = ada sisa (positif), atau

pendapatan - investasi = pengeluaran.

Alur dana ini diperlukan karena semakin tinggi penghasilan maka akan diikuti dengan semakin tinggi pengeluaran.

3. Membentuk dana darurat (emergency fund). Dana darurat yang diperlukan setiap keluarga berbeda-beda tergantung dari pengeluaran dan jumlah tanggungan. Fakta riset melaporkan sebanyak 37,7% responden tidak memiliki?uang untuk keadaan darurat.

single: 3 kali pengeluaran

menikah 1-2 anak: 4-6 kali pengeluaran

menikah (3 anak atau lebih) : 9-12 kali pengeluaran atau tergantung kenyamanan yang Anda inginkan masing-masing.

Dana darurat ini digunakan untuk kebutuhan yang tidak terduga, misal, tiba-tiba sakit, kecelakaan, mobil menabrak pagar orang, pemutusan hubungan kerja (PHK) atau kehilangan pekerjaan karena sebab lainnya, biaya pernikahan yang direncanakan kurang dari satu tahun, kebutuhan biaya karena kematian anggota keluarga.

4. Selanjutnya adalah membeli asuransi (jiwa dan kesehatan), berdasarkan kebutuhan uang pertanggungan yang bisa dihitung dengan metode human live value (nilai Hidup) berdasarkan kebutuhan hidup, income based value, berdasarkan kebutuhan perbulan atau survival based value, berdasarkan kebutuhan hidup yang Anda tinggalkan, atau berdasarkan?faraid. (silakan baca artikel sebelumnya Mengenal?Aneka Metode?Penghitungan Asuransi Jiwa).

Fakta riset menunjukkan sebanyak 60,0% masyarakat tidak punya asuransi

5. Susun tujuan keuangan dan investasi, misal dana pendidikan, dana haji, dana pensiun, pernikahan anak, dll.

6. Investasikan dana sesuai tujuan (jangka pendek, menengah, atau jangka panjang), dan profil risiko Anda.

Skala prioritas di atas menggambarkan bahwa lebih diutamakan adalah membayar utang konsumtif terlebih dahulu, setelah lunas, baru berasuransi kemudian berinvestasi. Anda dapat melakukan ini sendiri atau baiknya berkonsultasi dengan perencana keuangan independen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: