Akhir Tahun, 5 Hal yang Perlu Dilakukan pada Keuangan Anda
Oleh: Ila Abdulrahman, Financial Advisor
Akhir tahun yang identik dengan diskon, sale, garage sale alias cuci gudang, sangat bisa jadi menggoda mata dan menguras dompet. Apalagi bersamaan dengan liburan sekolah, pergantian semester dan tahun baru, keluar masuk tempat wisata dan perbelanjaan, mau tidak mau isi dompet ludes.
Yang ada pasca-liburan terkaget-kaget melihat saldo tabungan mencapai titik kritis bahkan minus karena gesek kartu kredit melebihi dana tersedia, bahkan dana darurat juga terpakai.
Tenang, semua sah-sah saja, sudah terlanjur ini, mau diapakan lagi? Penyesalan tidak ada guna tanpa perbaikan. Nah, untuk menghindari kejadian berulang di tahun depan, mumpung tahun baru, ini saatnya review cash flow bulanan, tahunan, atau membuat Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga (RAPBK) dan Neraca Keuangan Keluarga (NKK) bagi yang belum memiliki pembukuan.
1. Arus Kas
Sesuaikan cashflow, mana yang harus ditambah, mana yang harus dikurangi anggarannya. Pengeluaran konsumtif yang mengganggu keuangan hendaknya disesuaikan. Misal, jika tadinya hampir seminggu tiga kali nongkrong dan minum kopi seharga Rp80 ribu per cangkir, bisa disesuaikan cukup satu minggu sekali atau bisa tetap seminggu sekali tetapi dengan kopi seharga Rp25 ribu per cangkir.
Saldo bisa dialokasikan untuk memenuhi pos lain yang belum terpenuhi, misalnya pos investasi pendidikan, pensiun, atau investasi lainnya.
2. Anggaran Investasi
Anggaran nvestasi hendaknya ditambah setiap tahunnya, misal sebesar 20% setiap tahun untuk mengejar inflasi agar dana investasi minimal "cukup" pada saat dibutuhkan. Jadi, misal tahun ini alokasi investasi sebesar Rp500 ribu per bulan maka tahun depan naik minimal menjadi Rp550 ribu per bulan.
3. Review Jumlah Tanggungan
Apakah tahun depan tanggungan keluarga bertambah? Ataukah tahun ini tanggungan keluarga berkurang, misal ada anggota keluarga yang menjadi tanggungan telah berpulang atau bertambah anak? Atau ada keluarga ayah atau ibu akan tinggal bersama? Ini juga mempengaruhi keuangan.
Bisa saja berkata, rezeki Tuhan yang atur. Benar, tetapi manusia berkewajiban memanagemen atau mengaturnya dengan baik agar amanah yang diberikan terpelihara dengan baik.
Bertambah atau berkurangnya anggota keluarga memerlukan penyesuaian keuangan, konsumsi, transportasi, hingga komunikasi. Pada prinsipnya sesuaikan dengan budget keuangan 40% dari income.
4. Asuransi
Review apakah proteksi asuransi jiwa perlu dinaikkan atau diturunkan atau tetap uang pertanggungannya (UP). UP tidak perlu berubah, jika tidak ada perubahan pendapatan, jumlah tanggungan dan risiko pekerjaan. UP perlu dinaikkan jika pendapatan naik, jumlah tanggungan bertambah, dan risiko pekerjaan semakin naik. Dalam membeli asuransi jiwa tetaplah harus jeli hingga tidak terjadi salah beli.
5. Membuat RAPBK dan NKK
Ini dilakukan bagi keluarga yang belum memiliki pembukuan sama sekali dan baru mau memulainya. Momentum akhir tahun atau tahun baru sangat pas, mempermudah mengingat untuk review dan revisi di tiap tahun. RAPBK dimulai berdasarkan riwayat keuangan minimal tiga bulan ke belakang, jika lupa ambil rata-rata tertinggi untuk pengeluaran konsumsi dan terendah untuk simpanan/investasi. Kolom RPBK hampir sama dengan pembukuan pendapatan, pengeluaran.
Jika dahulu diajarkan pendapatan dikurangi pengeluaran sama dengan nol maka dalam RAPBK ini pendapatan dikurangi pengeluaran harus ada sisa, atau bahkan lebih baik pendapatan dikurangi simpanan atau investasi, sisanya untuk pengeluaran lainnya.
Secara sederhana, 10% pendapatan untuk dana sosial, 20% untuk investasi, 30% untuk angsuran-angsuran, dan 40% sisanya untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Pos liburan akhir tahun termasuk belanja sale alias diskonan bisa dianggarkan dari kebutuhan rumah tangga dengan menyimpan setiap bulan.
NKK atau neraca keuangan keluarga merupakan pembukuan antara kekayaan atau aset yang dimiliki dengan kewajiban atau utang sehingga akan diketahui berapa kekayaan bersih yang dimiliki.
Nah, beberapa review ini bisa dijadikan tips untuk menyelamatkan keuangan di tahun berikutnya. Dalam perencanaan keuangan pada prinsipnya, "pisahkan antara kebutuhan dan keinginan, kebutuhan harus dipenuhi, keinginan harus dimanajemen".
Makan itu kebutuhan, tapi mau makan apa itu keinginan. Dalam hal kesulitan membuat perencanaan keuangan sendiri, Anda bisa menggunakan bantuan profesional, financial planner, atau ikut kelas-kelas pelatihan yang diselenggarakan atau membaca tips-tips keuangan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement