Produsen barang mewah Hermes melaporkan rekor keuntungan di tahun 2016 berkat tinggginya penjualan produk tasnya. Perusahaan mode asal Perancis yang terkenal karena tas Birkin seharga ?8.000 dan syal sutra seharga ?300 tersebut mencatat kenaikan laba sebesar 13 persen menjadi 1,1 miliar euro.
Mengutip BBC di Jakarta, Kamis (23/3/2017), CEO Axel Dumas mengatakan Hermes mencapai pertumbuhan "lebih baik dari yang diharapkan" di tahun 2016 dan memasuki tahun 2017 dengan "dasar yang solid".
Perusahaan berhasil meningkatkan kualitas distribusi dan jaringan, sementara menambah empat toko baru. Namun, Dumas mengatakan bahwa ia tetap berhati-hati mengingat "lingkungan yang tidak pasti".
Laporan terbaru mengisyaratkan pemulihan yang lebih luas di pasar barang mewah. Bulan lalu, pesaingnya asal Perancis LVMH melaporkan rekor penjualan. Hermes mengatakan penjualan divisi produk kulit dan pelana, yang menyumbang setengah dari penjualan grup, mengalami kenaikan 14 persen, ditopang oleh kesuksesan produk tas Constance, Halzan, Lindy, Birkin, dan Kelly.
Sementara, penjualan divisi produk sutra dan tekstil, yang pada awal tahun terkena dampak serangan teror di Eropa dan perlambatan penjualan di China, mengalami kenaikan menjelang akhir 2016. Penjualan parfum naik 9 persen, dibantu oleh peluncuran wewangian baru. Namun, penjualan jam tangan tergelincir 3 persen, akibat kondisi pasar yang masih menantang.
Hermes mengatakan akan melanjutkan kinerjanya dengan strategi pengembangan jangka panjang. "Dalam jangka menengah, meskipun ketidakpastian ekonomi, geopolitik dan moneter semakin meningkat di seluruh dunia, perusahaan menetapkan target pertumbuhan pendapatan yang ambisius di tahun 2017," tambah Dumas.
Saham Hermes tergelincir 2,45 euro menjadi 426 euro, namun telah meningkat lebih dari sepertiga dalam 12 bulan terakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement