Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merkel Cuek Jika Ada Negara Lain Ikuti Brexit

Merkel Cuek Jika Ada Negara Lain Ikuti Brexit Kredit Foto: Theguardian.com
Warta Ekonomi, Berlin -

Kanselir Angela Merkel kepada koran Jerman mengaku tidak takut jika lebih banyak negara meninggalkan Uni Eropa, saat pemimpin kelompok itu bersiap merayakan ulang tahun ke- 60 perkumpulan tersebut pada Sabtu (25/3/2017).

Pernyataan itu disampaikan beberapa hari sebelum Inggris mengajukan secara resmi keluar dari kelompok itu. Perdana Menteri Theresa May pada Rabu dijadwalkan meluncurkan dua tahun hitung mundur Brexit.

Ketika ditanya apakah dia takut negara lain akan meninggalkan kelompok itu, Merkel mengatakan kepada Passauer Neue Presse, "Tidak. Setiap negara tentu memiliki pikiran berbeda tentang cara membentuk masa depan, tetapi keseluruhan cara untuk mencapai kemajuan, jelas, kerja sama lebih." Dia menunjuk masalah pertahanan, kendali atas perbatasan luar Uni Eropa, kebijakan ekonomi dan upaya memerangi garis keras sebagai wilayah untuk kerja sama.

Merkel mengatakan surat pengunduran diri May untuk memulai proses resmi Brexit tidak akan membayangi pertemuan puncak ulang tahun ke-60 Uni Eropa.

"Pekerjaan untuk tahun-tahun mendatang akan menuju ke kedua arah itu, di satu sisi, negosiasi keluar dengan Inggris, dan pada pertimbangan lain tentang membuat Uni Eropa dengan 27 anggota sesuai dengan masa depan," tambahnya dalam wawancara diterbitkan pada Jumat tersebut.

Sementara itu, saat ditanya apakah negosiasi aksesi Uni Eropa dengan Turki harus dihentikan, Merkel menjawab, "Kita harus menunggu hasil pemungutan suara pada referendum di Turki dan segala sesuatu yang lain." Turki berencana menggelar referendum pada 16 April terkait perubahan konstitusi yang akan memperpanjang kekuasaan Presiden Tayyip Erdogan.

Merkel mengatakan ia menilai sangat serius laporan hukum Eropa yang menyebut perubahan konstitusi yang diusulkan Turki merupakan kemunduran besar bagi demokrasi. Turki telah membantah laporan tersebut.

Saat beralih ke hubungan dengan Amerika Serikat, Merkel mengatakan menekankan sejauh mana investasi Jerman dalam pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu.

"Perjanjian Perdagangan harus membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan kita perlu berunding terkait itu," katanya, "Sekarang kita akan melihat apakah kita dapat menghidupkan kembali perundingan perdagangan pada Kemitraaa Perdagangan dan Investasi Transatlantik atau TTIP." Para pejabat Jerman mengatakan perjanjian perdagangan Amerika Serikat -Eropa yang dikenal sebagai Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik atau TTIP terhenti namun pembicaraan bisa dimulai kembali jika Amerika Serikat tertarik.

Sementara itu, Perdana menteri Theresa May, berikrar menjalankan Pasal 50 dan memulai upaya meninggalkan Uni Eropa pada bulan depan dan menegaskan pandangannya mengenai pelepasan dari kelompok tersebut secara lancar, termasuk meninggalkan pasar tunggal.

Dia juga memperingatkan politisi pengganggu pelepasan tersebut. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Advertisement

Bagikan Artikel: