Presiden Xi Jinping akan Bertemu Presiden Donald Trump di Florida
China mengkonfirmasi bahwa President Xi Jinping akan berkunjung ke Amerika Serikat pada tanggal 6 dan 7 untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump, di tempat peristirahatan Trump di Mar-a-Lago, Florida.
Mengutip BBC di Jakarta, Selasa (4/4/2017), menurut sebuah pernyataan Gedung Putih, perdagangan akan menjadi tema utama pembicaraan kedua pemimpin negara dengan perekonomian terbesar dunia itu. Selain itu, Korea Utara dan Taiwan juga turut menjadi agenda pembahasan.
Pemilihan tempat pertemuan di Mar-a-Lago agaknya menekankan pentingnya kunjungan Presiden Xi karena sebelumnya, pada Bulan Februari, di tempat inilah Presiden Trump menyambut Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe. Baru kedua pemimpin negara besar Asia itu saja yang datang ke Mar-a-Lago untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat.
Hubungan Beijing dan Washington sempat memanas ketika Presiden Trump menerima panggilan telepon dari Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, namun belakangan Trump menegaskan untuk mendukung kebijakan Satu China. China, yang tetap menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang, langsung menyatakan protes setelah percakapan telepon itu.
Bulan Desember, dalam sebuah wawancara TV, Trump juga sempat mempertanyakan kebijakan Satu Cina. "Saya memahami sepenuhnya kebijakan Satu Cina namun saya tidak paham kenapa kami harus terikat pada Satu China, kecuali kami memiliki kesepakatan dengan China yang menyangkut hal-hal lain, termasuk perdagangan."
Komentar Presiden Trump tersebut ditanggapi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Geng Shuang, yang menegaskan kebijakan Satu China adalah dasar dari hubungan dengan Washington. Beberapa kerikil lain dalam hubungan kedua negara itu antara lain mencakup komentar Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, tentang peningkatan keberadaan militer Cina di Laut Cina Selatan.
Tillerson menyarankan agar AS menutup akses ke pulau buatan yang dibangun China di wilayah perairan yang masih menjadi sengketa antar beberapa negara tersebut. Namun percakapan telepon antara Trump dan Xi pada pertengahan Februari, yang antara lain berisi penegasan Trump untuk mendukung Satu China, meredakan ketegangan antara kedua negara.
Korea Utara juga menjadi sumber masalah bagi China dan AS karena Trump berpendapat China "tak berbuat banyak untuk membantu" menghadapi negara yang dianggap "suka berperang". Selama dua bulan terakhir, Korut menggelar peluncuran rudal balistik dan uji coba mesin pendorong roket.
China yang merupakan sekutu utama Korea Utara, menanggapi aksi Korut dengan pelarangan impor batu bara dari Korut sampai akhir 2017, untuk memotong sumber pendapatan Pyongyang. Dalam pertemuan pekan ini, Trump akan kembali menekan Xi agar China dapat melakukan lebih banyak larangan kepada Korea Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Dewi Ispurwanti
Tag Terkait:
Advertisement