Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Likuiditas Ketat, BRI Minta Relaksasi GWM

Likuiditas Ketat, BRI Minta Relaksasi GWM Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berharap ketentuan giro wajib minimum (GWM) yang sudah ditentukan oleh Bank Indonesia sebesar 6,5% dapat diturunkan. Ketatnya likuiditas perseroan menjadi salah satu alasan perseroan untuk meminta relaksasi dari ketentuan yang ada.

Di periode Januari hingga Maret 2017, memang likuiditas perseroan terlihat cukup ketat. Hal itu terefleksi dalam rasio pinjaman terhadap modal atau loan to deposit ratio (LDR) yang berada di angka 93% atau lebih tinggi dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana LDR perbankan berkisar diangka 80% hingga 92%.

Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan saat ini ketentuan giro wajib minimum sebesar 6,5%, jika diturunkan 1% menjadi 5,5% maka akan ada tambahan likuiditas sekitar Rp10 triliun. Meskipun terlihat ketat, namun BRI mengklaim memilki cadangan dana yang cukup jika sewaktu-waktu terjadi penarikan.

?Kita akan meminta relaksasi, agar GWM bisa sedikit longgar,? katanya di Jakarta, Kamis (20/4).

Lebih lanjut dirinya mengatakan secara makro, perihal tingginya LDR diakibatkan oleh kondisi pasar yang juga mengalami likuiditas ketat. Oleh karena itu perseroan mengoptimalkan penggunaan dana-dana mahal yang bersumber dari deposito produk lainnya untuk benar-benar menumbuhkan kredit.

Belum lama ini sejumlah bankir beraset jumbo juga meminta regulator untuk memberikan stimulus berupa pelonggaran rasio giro wajib minimum (GWM) primer rupiah. Alasannya, agar target pertumbuhan kredit di akhir tahun dapat tercapai.

Sebelumnya Bank Indonesia pada Februari tahun lalu telah melonggarkan ketentuan GWM primer rupiah dari 7,50% menjadi 6,5%. Keputusan tersebut sejalan dengan ruang pelonggaran kebijakan moneter yang semakin terbuka dengan semakin terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya penurunan tekanan inflasi di 2016, serta meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: