Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Start-Up Nation: Kisah Keajaiban Ekonomi dan Inovasi

Start-Up Nation: Kisah Keajaiban Ekonomi dan Inovasi Salah satu sudut kota di Palestina. | Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada beberapa negara kecil di dunia yang punya prestasi membanggakan. Sebut saja Korea Selatan, Singapura, Taiwan, dan Israel. Mereka sama-sama terkepung musuh (bisa secara militer, politis, atau kedua-duanya?Red.), dan punya senjata yang luar biasa: inovasi. Dengan semangat inovasi inilah mereka berhasil survive di lingkungannya, bahkan meraih pengaruh regional dan global.

Masing-masing negara tentu punya kelebihan dan kekurangan. Tapi, di antara keempat negara tersebut, Israel mempunyai kelebihan luar biasa: budaya entrepreneur. Inilah yang dijelaskan secara baik dengan bahasa yang cukup ringan dalam buku Start-Up Nation: Kisah Keajaiban Ekonomi dan Inovasi Israel. Budaya inilah yang membuat Israel berhasil menelorkan perusahaan-perusahaan terbaik di dunia.

Buku ini bukan satu-satunya yang memuji keajaiban ekonomi Israel. Dalam The Geography of Bliss, pengarang Eric Weiner menyebut Israel sebagai ?tempat termudah di Timur Tengah?dan salah satu yang termudah di dunia? untuk melahirkan sebuah perusahaan baru. Bahkan jika perusahaan terakhir Anda bangkrut.? Artinya, ada aura dan lingkungan luar biasa yang tercipta untuk menampung tumbuhnya para wirausahawan.

Kita lihat contoh-contohnya, bagaimana inovasi dan semangat wirausaha lahir di negara yang secara politis tidak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia ini. Misalnya saja, lahirnya laptop yang juga terkait dengan semangat entrepreneurship dan inovasi di negara ini. Asal tahu saja, tahun 1970-an komputer ukurannya bisa satu ruangan atau satu bangunan. Impian tentang komputer di meja masih jauh dari angan-angan.

Sampai pada tahun 1980-an, tim Intel di Haifa merancang chip 8088 yang ukurannya cukup kecil sehingga memungkinkan terciptanya laptop. IBM lalu memilih chip 8088 Israel ini sebagai otak untuk komputer pribadinya dan sekaligus menandai era komputer pribadi atau PC (personal computer). Akibat pilihan strategisnya ini, Intel juga dianggap telah memenangkan perang prosesor mikro. Sejak 1986, di tempat inilah satu-satunya pabrik Intel di luar AS yang membuat chip 386 yang kecepatannya tujuh kali lipat chip 8088, yang membuat laptop menjadi alat kerja yang makin dapat diandalkan.

Revolusi pertanian di Israel juga menjadi fenomena yang mencengangkan dunia. Di tempat yang bernama Negev, sebenarnya tanahnya bergaram dan susah untuk ditanami. Namun, Profesor Ricardo Hausman, mantan menteri perkembangan di Venezuela, mampu memimpin revolusi mengatasi kondisi tanah gersang ini. Dengan teknologi mendaur ulang air buangan, kini orang terheran heran melihat negara yang 95% dikategorikan gersang ini, kini diliputi oleh lahan pertanian dan hutan lebat.

Bahkan, Profesor Samuel Appelbaum dari Universitas Ben-Gurion berhasil membantu kelompok kibbutz (semacam kelompok kerja?Red.) yang memungkinkan ikan hidup di air padang gurun. ?Tidak mudah untuk meyakinkan orang bahwa mengembangkan ikan di padang gurun adalah hal yang masuk akal,? ujar Appelbaum, yang juga seorang biolog ikan.

Tapi, ini kuncinya, mereka harus mempertahankan spiritnya. ?Penting untuk menepis anggapan bahwa tanah kering tidak subur, tidak berguna,? ujar Appelbaum. Maka, mereka mulai memompa air dengan suhu 37 derajat Celcius ke kolam-kolam yang berisi ikan tilapia, barramundi, sea bass, dan bass bergaris. Inilah jenis ikan yang bisa dimakan manusia dan harus didatangkan dari seluruh penjuru dunia.

Ikan-ikan ini akan dikembangkan untuk kepentingan komersial, dan air bekasnya digunakan untuk pupuk, sekaligus untuk menyiram pohon zaitun dan kurma. Yang menarik, tim ini juga menemukan cara untuk menumbuhkan sayuran dan pohon buah yang diairi langsung dari akifer, yakni lapisan dalam tanah atau batu-batu yang berpori dan mengandung air. Cerita tanah gersang Israel juga menghasilkan cerita tentang hutan lebat, yakni Hutan Yatir. Inilah hutan yang jutaan pohonnya ditanam satu per satu dengan bantuan teknologi tinggi. Dengan curah hujan hanya 280 mm (sepertiga hujan di Dallas, Texas), ternyata hutan ini dapat tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan.

Akhirnya pada Desember 2008, Universitas Ben-Gurion menyelenggarakan sebuah konferensi tentang mengatasi masalah gurun yang gersang. Para ahli dari 40 negara tertarik untuk melihat sendiri bagaimana Israel sebagai satu-satunya negara yang pada gurunnya justru menyusut.

Lalu, apa rahasia suksesnya? Menurut penulis Dan Senor dan Saul Singer, ada beberapa faktor yang menjadi kunci kesuksesan Israel. Pertama, Israel adalah negara yang paling heterogen di dunia. Seperti dikatakan David McWilliams, ?... ?Israel adalah panci peleburan monoteistik dari suatu diaspora yang membawa balik bersamanya kebudayaan, bahasa, dan kultur dari empat penjuru dunia.?

Referensi sikap hidup dari berbagai penjuru dunia ini menghasilkan hal-hal terbaik yang dapat diimplementasikan di Israel. Berbagai ilmu dari berbagai penjuru dunia dibawa para diaspora Israel ke negaranya menghasilkan campuran dari berbagai hal-hal terbaik yang ada di dunia. Campuran inilah yang kemudian diformulasikan menjadi kultur terbaik sebagai way of life-nya.

Sikap mencari yang terbaik memang diperlukan untuk hidup di Israel. Bayangkan, ?kepungan musuh-musuh Israel selama 24 jam membuat mereka harus selalu hidup waspada. Dengan kata lain, bagi orang Israel pilihannya memang cuma satu, berbuat yang terbaik di berbagai bidang. Kesalahan kecil saja dapat menjadi masalah fatal dan nyawa bisa melayang.

Faktor berikutnya yang sering disebut adalah industri militer dan pertahanannya yang telah menghasilkan perusahaan-perusahaan sukses. Tekanan dari musuh dari seluruh penjuru negeri membuat masyarakat Israel harus mampu mempersenjatai dirinya sendiri.

Yang pertama, tentu saja menciptakan alat-alat perang yang canggih. Yang kedua, kehebatan militer Israel bukan hanya soal teknis militer, tapi ?tentang sikap keberanian, tentang ketidakpuasan dalam mempertanyakan otoritas dan ketegasan untuk bersikap informal..? Kalimat ini banyak artinya. Tapi dapat diringkas bahwa prajurit lapangan Israel mampu berimprovisasi dengan baik di lapangan karena hierarki militernya tidak seketat AS, misalnya.

Menurut Edward Luttwak, pengarang The Pentagon and The Art of War dan The Israeli Army, struktur militer Israel juga unik. Menurut Luttwak, piramida militer Israel sangat ramping di bagian atas. ?Sedikitnya jumlah petinggi berarti makin banyak inisiatif perorangan di tingkat yang lebih rendah,? ujarnya.

Karena ada wajib militer, maka orang Israel akan menguasai keterampilan dan disiplin militer. Sementara kultur ?berani bertanya bebas kepada atasan? membuat mereka kritis dan inovatif. Maka, ketika seorang prajurit harus bertindak tanpa atasan, mereka punya rasa kemandirian untuk bertindak. Kombinasi inilah yang ternyata menumbuhkan budaya inovasi dan kewirausahaan.

Sebagaimana dikatakan pemenang hadiah Nobel Robert Solow, inovasi teknologi adalah sumber mutakhir dari produktivitas dan pertumbuhan. Ekonomi maju secara konsisten akibat inovasi yang lahir dari perusahaan-perusahaan start-up (rintisan). Nah, kondisi inilah yang terjadi di Israel. Ini tidak berarti Israel imun dari kegagalan (baca boks: Mahalnya Sebuah Inovasi: Kisah Shai Agassi dan Mobil Listrik).?

Tapi, budaya dan regulasi Israel mempunyai obatnya: kalau gagal, Anda harus masuk kembali ke dalam sistem untuk secara konstruktif belajar dari kegagalan mereka untuk mencoba kembali. Bukan meninggalkan mereka secara permanen dalam keadaan terstigma dan terpinggirkan. Sikap inilah yang membuat iklim wirausaha tumbuh subur di Israel sebab kegagalan berusaha bukan dosa. Yang penting bangkit lagi dan belajar dari kesalahan lalu. Secara politis, Israel memang banyak dimusuhi penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim, tapi kita bisa belajar bisnis dari siapa saja, bahkan dari musuh kita.?

Apa yang bisa didapat dari sini? Indonesia perlu terus menciptakan iklim kewirausahaan yang inovatif dan kondusif, termasuk mengangkat yang gagal agar bangkit kembali. Seperti kata pengusaha tangguh: Kalau Anda jatuh lima kali, maka Anda harus bangkit enam kali. Di era ini, jumlah energi makin terbatas, sementara jumlah penduduk terus meningkat.

Karena itu, jumlah pengusaha harus ditingkatkan. Inilah yang akan membantu pemerintah untuk menyerap angkatan kerja. Sambutlah para entrepreneur ini sebagai pahlawan bangsa yang sesungguhnya.?

Sumber: Majalah Warta Ekonomi Edisi lll

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: