Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polisi Buru 3 Napi Berbahaya yang Kabur dari Lapas Makassar

Polisi Buru 3 Napi Berbahaya yang Kabur dari Lapas Makassar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel membentuk tim khusus untuk mengejar tiga narapidana berbahaya yang kabur dari Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar. Ketiga warga binaan yang melarikan diri tersebut diketahui terlibat kasus pembunuhan. Salah satunya bahkan dikenal sebagai kolor ijo. Mereka ada yang divonis mati dan ada pula yang divonis penjara seumur hidup.
"Kita sudah bentuk tim dan akan dikejar kemanapun. Lembaran DPO-nya juga sudah disebar agar masyarakat tahu. Gini deh, saya sarankan lebih baik menyerahkan diri. Kalau mereka melawan, ya terpaksa kami melakukan tindakan tegas," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani, Senin (8/5/2017).?
Tiga narapidana berbahaya itu kabur dari Lapas Makassar, Minggu, 7 Mei. Mereka adalah Rizal Budiman alias Ical (22), warga Jalan Apo Bengkel, Jaya Pura Utara, Papua; Muh Tajrul Kilbareng Bin Kalbaren alias Arun (31) warga Jalan RA Kartini (Bengkel Pani Motor), Kelurahan Rutrei Distrik Sorong Wijaya Distrik Jaya Pura Utara, Papua; dan Iqbal alias Bala alias Kolor Ijo (34) warga Jalan Dusun Kampung Baru, Desa Sido Agung, Kecamatan Kalanea, Kabupaten Luwu Timur, Sulsel.
Ketiga orang tersebut tersangkut kasus pembunuhan. Ketiganya selama ditahan di Lapas Klas 1 Makassar, berada satu ruangan di kamar 10 Blok A1. Dicky menyebut cara ketiga narapidana tersebut kabur bak adegan film Hollywood. Kolor Ijo dkk kabur dengan cara menggergaji besi penutup lubang ventilasi udara di kamar mereka. Selanjutnya, ketiganya menyusuri ventilasi udara tersebut hingga berhasil keluar dari blok kamar mereka.?
Setelah itu, Kolor Ijo dkk merayap menyusuri gorong-gorong saluran pembuangan air, menuju tembok pembatas. Menggunakan sarung yang telah diberikan besi pemberat, mereka kemudian berhasil memanjat tembok. Sarung itu juga yang mereka gunakan untuk turun dari tembok.?
Lokasi mereka memanjat, menurut Dicky, tepat di sebuah menara pos penjagaan. Hanya saja, pada pos itu, tak ada petugas yang berjaga. "Mereka loncat kemudian mereka lewat gorong-gorong air. Selanjutnya, mereka loncat ke pos yang tengah yang kebetulan tidak ada orang. Banyak pos tidak ada orang. Bahkan yang jaga cuma delapan orang di LP itu," jelas Dicky.
Kepolisian telah menyita sejumlah barang bukti dari alat yang digunakan para napi untuk kabur. Di antaranya yakni gergaji berukuran kecil, besi berbentuk jangkar dan sarung. "Dari pos itu, mereka loncat, tapi kita temukan juga, ada paku-paku yang dibengkokkan seperti jangkar, kalau kita liat, seperti di film-film action Hollywood itu. Ketika mau loncat di dinding pakai jangkar itu. Kemungkinan mereka bisa turun pakai itu," ucapnya.?
Kepala Lapas Klas 1 Makassar Marasidin Siregar mengakui jika pihaknya kewalahan dalam menjaga para tahanan tersebut. Pasalnya, ia menyebut, dari 1.133 narapidana pihaknya hanya mampu menugaskan delapan pengawas. "Iya, memang petugas kita cuma delapan orang. Tiap shift itu delapan orang sementara di sini ada 1.133 orang napi," kata Marasidin.
Marasidin mengakui jika pihaknya lalai terkait kaburnya tiga narapidana tersebut. Apalagi, kata dia, di dalam Lapas memang tidak ada kamera pengawas atau CCTV. Untuk pengawasan, pihaknya melakukan pengecekan satu kali setiap dua jam.?
"Kalau dibandingkan dengan lapas lain, sayangnya setelah tembok ada lagi pagar ornames, tapi kita belum punya. Setelah tembok sebenarnya (harus ada) dinding blok, ada pagar ornames, tembok keliling terus ada pagar ornames lagi, tapi kita itu belum ada," pungkas dia.?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: