Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Taloputra menilai inisiatif One Belt One Road (OBOR) penting bagi Indonesia terutama untuk membantu pembiayaan pembangunan infrastruktur.
"OBOR ini inisiatif awalnya infrastruktur, yang nantinya juga akan memfasilitasi perdagangan investasi, pembiayaan, dan lain-lain," kata Aldian dalam acara temu media di Jakarta, Rabu (31/5/2017).
Dia mengatakan Indonesia saat ini tengah bertransformasi dari negara berbasis komoditas menjadi berbasis industri yang memiliki nilai tambahnya lebih besar. Untuk mendukung transformasi tersebut, pemerintah kemudian menekankan pembangunan infrastruktur.
"Kalau ingin punya basis industri yang kuat, kita juga harus punya sistem logistik yang baik karena biayanya masih sangat tinggi di Indonesia," kata dia.
Mengingat infrastruktur mulai dianggap penting, ucap Aldian, pemerintah telah merencanakan kebutuhan pembiayaan sekitar 360 miliar dolar. Dia mengatakan kebutuhan pembiayaan tersebut hanya bisa dipenuhi sekitar 60 persen dari anggaran negara dan BUMN serta sekitar 40 persen sisanya harus dari swasta atau investor asing.
"Inilah mengapa OBOR menjadi penting. Dan industrialisasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi ke depannya," kata dia.
Sebagaimana diketahui, OBOR digagas Pemerintah China pada 2013 untuk mempromosikan perdagangan bebas dan konektivitas negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Inisiatif OBOR melibatkan 63 persen populasi dunia dan 29 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. Standard Chartered menilai OBOR memberikan dampak positif bagi Asia terutama terkait dengan investasi sektor infrastruktur dengan estimasi kebutuhan 8 triliun dolar AS pada kurun 2010-2020 untuk mempertahankan momentum pertumbuhan kawasan saat ini.
Sementara itu, Country Head of Cash Transaction Banking Standard Chartered China, Jiwei Ye, mengatakan OBOR merupakan inisiatif global terkini, di mana lebih dari 60 negara terlibat, dengan dampak potensial yang besar. Dia mengatakan OBOR menjadi relevan bagi Standard Chartered karena kepemilikan kantor cabang di 46 negara lebih dari 60 negara yang terlibat dalam OBOR.
"OBOR merupakan inisiatif yang strategis bagi kami. Standard Chartered bisa mengoneksi orang-orang atau negara yang terlibat dalam OBOR itu, atau klien yang bisa berinvestasi di negara lain, serta ada produk-produk untuk mendukung kebutuhan tersebut, misalnya membantu ekspor-impor dan pembiayaan," kata Jiwei. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement