Sejumlah perajin dan pengusaha gula tebu di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengeluhkan penurunan drastis harga gula tebu dari kisaran Rp8.400 per kilogram menjadi Rp7.000 per kilogram.
"Penurunan terjadi dalam kurun tiga bulan terakhir. Anjlok hingga titik kritis Rp7.000 dan masih mungkin terus turun," kata Ketua Paguyupan Perajin Gula Tebu Kabupaten Tulungagung Hariyadi di Tulungagung, Minggu (4/6/2017).
Ia menduga turunnya harga gula tebu dipengaruhi pasar. Akhir-akhir ini, permintaan gula tebu di sejumlah tempat cenderung berkurang termasuk di pasar tradisional.
"Penurunan harga gula tebu juga dibarengi dengan turunnya rendemen pada tanaman tebu pada tahun ini hanya mencapai 8-9 persen," katanya.
Turunnya rendemen tebu itu, kata Hariyadi, dapat mempengaruhi hasil produksi gula tebu cetak atau olahan. "Secara otomatis jika rendemen rendah akan mempengaruhi produksi gula. Ini kondisi gula juga tidak bagus, warnanya juga terlalu merah," katanya.
Hariadi menuturkan dengan kondisi rendemen yang rendah pada saat ini, setiap kali masak pihaknya membutuhkan tiga ton tebu dan hanya menghasilkan sekitar 1,5 kuintal gula tebu. Hariadi mengatakan, sebenarnya dengan rendemen 8-9 ini petani maupun perajin gula masih untung, namun memang tidak sebesar saat rendemen lebih tinggi.
Harga tebu di pasaran saat ini sekitar Rp47 ribu per kuintal. "Ya upaya para pengrajin gula tebu dengan tetap bertahan, pokok selama tidak merugi para perajin tetap berjalan," katanya. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement