Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin menyampaikan fatwa mengenai hukum dan pedoman bermuamalah melalui media sosial. Dengan adanya fatwa ini maka kaum muslim diharapkan bisa bersikap?bijak dalam menggunakan media sosial baik Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan sebagainya.?
"Fatwa menurut kami amat penting. Kami melihat medsos ada manfaat dan juga dosa, saya tidak berani bilang apakah manfaat lebih banyak, apakah dosanya lebih banyak juga," tutur Ma'ruf di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (5/6/2017).
Ma'ruf memberi alasan fatwa tersebut dikeluarkan pada bulan suci Ramadan. Menurutnya, ada kaitan tentang ibadah puasa yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menahan segala sesuatu dari merusak makna puasa itu sendiri.
"Kenapa bulan Ramadan? Karena kita sedang dilatih untuk menahan diri. Puasa itu imsak menahan. Nah, ini ada kaitannya daripada menggunakan medsos dengan tidak baik. Selain isinya mungkin jangan sampai serta bohong adu domba kemudian juga pornografi dan sangat kita rasakan itu adalah sudah mengarah kepada kebencian dan permusuhan," jelasnya.
Selama ini, Ma'ruf menilai kebencian dan permusuhan itu marak melalui media sosial. Jadi, penggunaan media sosial secara merusak bisa menimbulkan bahaya bagi agama Islam.
"Kerusakan itu harus ditolak, harus dihilangkan. Oleh karena itu, langkah yang kami ambil sesuai dengan kewenangan yang ada pada kami maka kami mengeluarkan fatwa tentang muamalah melalui medsos," ungkapnya.
Supaya ada ketegasan dan mengedukasi masyakatat, MUI juga merekomendasikan pemerintah dan DPR-RI untuk merumuskan peraturan perundang-undangan. Hal ini guna mencegah konten informasi yang bertentangan dengan norma agama, keadaban, kesusilaan, semangat persatuan, dan nilai luhur kemanusiaan.
"Harus ada sanksi-sanksi kepada masyarakat. Jadi sumber konflik yang terjadi berasal dari media sosial diisi dengan konten yang sangat meresahkan. Jadi, saya kira ini adalah bahaya yang kita alami di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebentar lagi pilkada, pilpres ini bisa menambah parah kondisi berbangsa dan bernegara," ucap Ma'ruf.
Para ulama dan tokoh agama, sambung dia, harus terus menyosialisasikan penggunaan media sosial secara bertanggung jawab dengan mendorong pemanfaatannya untuk kemaslahatan umat dan mencegah mudarat?yang ditimbulkan.
"Masyarakat perlu terlibat secara lebih luas dalam memanfaatkan media sosial untuk kemaslahatan umum. Kemudian pemerintah perlu memberikan teladan untuk menyampaikan informasi yang benar, bermanfaat, dan jujur kepada masyarakat agar melahirkan kepercayaan dari publik," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement