Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nurhaida Bidik 180 Emiten Baru jika Terpilih Kembali

Nurhaida Bidik 180 Emiten Baru jika Terpilih Kembali Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022, Nurhaida yakin dapat menarik 180 emiten baru sampai 2022 jika terpilih kembali menjadi anggota dewan komisioner OJK. Artinya, sebanyak 36 emiten baru ditargetkan melantai di bursa tiap tahunnya.

"Kita targetkan 180 emiten baru hingga 2022," ujar Nurhaida saat Uji Kepatutan dan Kelayakan Anggota Dewan Komisioner OJK dengan Komisi XI DPR di gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Untuk mencapai itu, Nurhaida mempunyai berbagai strategi yang akan diterapkan selain melakukan sosialisasi tentunya. Pertama, dirinya akan mengajak perusahaan plat merah baik itu induk usaha maupun anak usaha untuk melantai di bursa.

"Karena biasanya mereka (BUMN dan anak usaha BUMN) peminatnya banyak dan biasanya bisa mengeluarkan saham dalam jumlah besar," kata satu-satunya calon petahana anggota dewan komisioner OJK yang berhasil lolos hingga tahap final.

Lalu, Nurhaida juga akan menggandeng kementerian terkait, agar perusahaan tambang yang banyak melakukan listing di luar negeri juga terdaftar sebagai emiten di bursa efek Indonesia. "Kita ingin mereka wajib listing di Indonesia dulu kalau mau listing di luar negeri. Tentu ini harus kerjasama dengan kementerian dan pihak terkait," cetusnya.

Selain itu, Nurhaida juga akan mempercepat proses pernyataan pendaftaran calon emiten dengan mengembangkan electronic registration (e-registration).

"Dengan proses yang cepat, emiten makin cepat masuk market, makin cepat mengumpulkan dana makin cepat dia membangun. Jadi kita perlu banyak sekali emiten di market yang tujuannya membangun," tukasnya. Dia menggambarkan, bila banyak emiten mendapat dana di pasar modal untuk bisa membangun di sektor riil dan infrastruktur maka perekonomian daerah dapat berkembang lebih cepat lagi.

"Membangun di sektor riil itu kan bisa membuka lapangan kerja. Dan kalau dibangun infrastruktur katakanlah jalan dan lain-lain itu bisa membuka konektivitas dari kota ke desa dan sebaliknya, sehingga perekonomian di desa bisa berkembang," tutur Nurhaida.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: