Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu SARA Jadi Alat Politik, Jokowi: Pilgubnya Selesai Tapi Masih 'Digoreng-goreng'

Isu SARA Jadi Alat Politik, Jokowi: Pilgubnya Selesai Tapi Masih 'Digoreng-goreng' Kredit Foto: Antara/Puspa P
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo menyebutkan tiga penyebab dan alasan betapa mudahnya bangsa Indonesia saat ini dipengaruhi isu-isu berbau suku agama ras dan antargolongan (SARA). Mantan Wali Kota Solo itu mengungkap mudahnya isu SARA berkembang dalam beberapa waktu terakhir padahal Indonesia sudah 72 tahun merdeka, di sisi lain bangsa ini masih sibuk memperdebatkan kodrat kebhinekaan bahkan soal ideologi Pancasila.

"Yang pertama masalah pendidikan, ini penting. Yang kedua masalah ekonomi, income per kapita kita. Yang ketiga masalah politik. Campur aduk," kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didampingi oleh Staf Khusus Presiden Johan Budi dan Kepala Biro Pers Istana, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin. Menurut Kepala Negara, tiga hal itu yakni tingkat pendidikan, masalah ekonomi, dan pengaruh politik bercampur menjadi satu sehingga masyarakat mudah tersulut isu SARA.

"Ya ini bercampur. Saya berikan contoh politik, ini harusnya, ini kan memang karena pilkada kan, ya pilpres, pilgub, pilwali kota, pilbupati karena itu," katanya.

Setelah perhelatan politik itu, kata Presiden semestinya perdebatan usai tetapi faktanya masih terus berlangsung karena dipolitisasi.

"Harusnya perhelatan politik kan kita ngerti semua kan setiap lima tahun setelah pilgub itu selesai ya sudah setelah pilpres selesai ya selesai nanti nunggu lagi lima tahun. Ini enggak, yang sekarang ini sudah pilpresnya selesai masih goreng-goreng, pilgubnya selesai masih goreng-goreng sehingga masyarakat terbawa," katanya.

Hal itu menurut Kepala Negara juga berkaitan erat dengan edukasi atau pendidikan masyarakat. "Itu ada pengaruhnya karena apapun sekarang hampir semua orang pegang HP sehingga informasi yang ada di situ sangat mempengaruhi sekali," katanya.

Oleh karena itu, Presiden sangat berharap kandidat maupun tim sukses termasuk elit-elit politik dan elit partai turut mengedukasi dan memberitahu kepada rakyat. "Harusnya ini sudah selesai kita kembali lagi bekerja, mestinya seperti itu," katanya.

Secara nasional Presiden memperkirakan hal itu akan terjadi hingga menjelang Pilpres 2019. Namun ia yakin seiring berjalannya waktu masyarakat akan semakin dewasa. (ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: