Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Beijing pada 15-17 Juni 2017 untuk memastikan tindak lanjut dari pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping.
"Saya ke sini untuk menindaklanjuti pertemuan bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping yang sudah berlangsung satu bulan yang lalu," katanya di Beijing, Kamis (15/6/2017).
Menurut dia, dalam pertemuan bilateral kedua kepala negara di sela-sela Forum Kerja Sama Internasional Jalur Sutra dan Jalur Maritim Baru (One Belt, One Road) di Beijing pada 14-15 Mei 2017, Indonesia menawarkan beberapa proyek pembangunan infrastruktur.
Luhut menyebutkan di antara proyek tersebut adalah pembangunan infrastruktur di Bitung (Sulawesi Utara), Kuala Tanjung (Sumatera Utara), Kalimantan Utara, dan Bali.
Selain proyek infrastruktur, Indonesia juga menawarkan proyek teknologi canggih dan kelapa sawit serta biodisel.
"Saya lihat Presiden Xi Jinping sudah menyampaikan pernyataan resmi untuk (meningkatkan) kerja sama dengan Indonesia," katanya.
Namun menurut mantan Menko Polhukam itu, Indonesia tergolong terlambat dalam merespons keinginan China yang menawarkan berbagai proyek infrarstruktur di berbagai negara, khususnya di kawasan "One Belt, One Road" yang membentang dari Eropa, Afrika, Asia Timur, Asia Tengah, dan Asia Tenggara.
"Kita ini terlambat. Kemarin Malaysia sudah 'ground breaking' (melakukan peletakan batu pertama) (proyek senilai) 16 miliar dolar AS untuk transportasi kereta cepat dari Singapura ke Kuala Lumpur," kata Luhut.
Ia menilai keterlambatan tersebut karena situasi sosial dan politik di Indonesia yang masih gaduh sampai saat ini.
"Kita 'berkelahi semua' di dalam negeri. Seperti saya tulis di Facebook saya, berhentilah berkelahi, sekarang konsentrasi membangun," ujarnya mengingatkan.
Luhut berharap proyek kereta api cepat yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung segera rampung sehingga dapat mengatasi kepadatan arus lalu lintas di jalur tersebut.
Sebelumnya China yang berinvestasi di kereta api cepat Jakarta-Bandung tersebut mengklaim bahwa proyeknya itu merupakan yang pertama kalinya di kawasan Asia Tenggara.
Selama di Beijing, Luhut akan menemui beberapa pejabat setingkat menteri pemerintah China dan menggelar pertemuan bisnis dengan para pengusaha setempat.
Dalam kunjungannya ke Ibu Kota China itu, dia didampingi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong serta sejumlah pengusaha dari Indonesia, termasuk beberapa direktur BUMN.
Duta Besar RI untuk China Soegeng Rahardjo yang turut mendampingi para menteri menyebutkan bahwa mereka juga dijadwalkan bertemu dengan Bank Pembangunan China (CBD) dan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement