Bursa saham Wall Street berakhir lebih rendah pada Rabu (21/6/2017) pagi WIB, karena para investor mencerna pernyataan terakhir dari pejabat-pejabat Federal Reserve AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 61,85 poin atau 0,29 persen menjadi ditutup pada 21.467,14 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 16,43 poin atau 0,67 persen menjadi berakhir di 2.437,03 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 50,98 poin atau 0,82 persen menjadi ditutup pada 6.188,03 poin.
Presiden Fed Boston Eric Rosengren mengatakan pada Selasa (20/6) bahwa lingkungan suku bunga rendah saat ini cenderung bertahan untuk beberapa lama, menambahkan bahwa tingkat suku bunga rendah mengurangi kemampuan bank sentral untuk "mengimbangi kejutan negatif."
Sementara itu, Wakil Ketua Fed Stanley Fischer mengatakan bahwa sementara AS dan negara-negara lain telah mengambil tindakan untuk memperkuat sistem pembiayaan perumahan mereka, lebih banyak yang harus dilakukan untuk mencegah krisis di masa depan, menurut CNBC.
Presiden Fed New York William Dudley mengatakan pada Senin (19/6) bahwa inflasi bank sentral akan meningkat seiring kenaikan upah dan berlanjutnya perbaikan di pasar tenaga kerja.
Kata-kata para pejabat tersebut datang dalam waktu kurang dari seminggu setelah Fed menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya sejak Desember 2015.
Para investor secara keseluruhan skeptis bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada September. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada September hanya 13 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Pasar juga mendapat tekanan pada Selasa (20/6) karena sektor energi turun hampir 1,3 persen akibat melemahnya harga minyak. Minyak mentah AS untuk pengiriman Juli turun 2,19 persen menjadi menetap di 43,23 dolar AS per barel di tengah tanda-tanda kenaikan produksi.
Dengan sedikit data keluar pada Selasa (20/6), para investor juga menunggu pidato Ketua DPR AS yang dipantau secara ketat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai potensi reformasi pajak di negara tersebut. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement