Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Bidik Peningkatan Literasi Keuangan di Tiga Segmen Ini

OJK Bidik Peningkatan Literasi Keuangan di Tiga Segmen Ini Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja meluncurkan buku literasi keuangan untuk pelajar tingkat SMA, Profesional, serta pensiunan dalam bentuk elektronik (e-Book). Ketiga segmen ini dirasa penting untuk meningkatkan indeks literasi keuangan nasional yang baru mencapai 29,66 persen pada 2016.

Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan, peningkatan literasi keuangan para pensiunan sangat penting untuk mencapai kesejahteraannya di hari tua. Apalagi, ditambah kemampuan finansial mereka menurun ketika masuk masa pensiun.

"Pada 2010 jumlah pensiunan di Indonesia sebesar 11,2 persen dari total penduduk. Namun angka ini diprediksi akan meningkat tajam hingga 21,7 persen pada 2035 mendatang," ujar Kusumaningtuti, di Jakarta, Kamis (6/7/2017).

Oleh karena itu, katanya, OJK bersama pelaku industri jasa keuangan wajib memberikan edukasi keuangan dari sekarang agar kelak mereka memiliki gaya hidup yang lebih baik dan mampu mengelola keuangannya.

Apalagi lanjutnya, saat ini kebiasaan masyarakat Indonesia cenderung hanya menabung untuk kepentingan jangka pendek sementara kebutuhan hidup masyarakat diprediksi akan lebih tinggi namun sumber pendanaan yang didapat terbatas.

"Masyarakat kita itu sifatnya saving society tapi tidak untuk jangka panjang. Jadi, harusnya kita harus shifting ke invest society untuk kelangsungan hidup ke depan," jelas dirinya.

Sementara itu, terkait dengan segmen pelajar, Titu sapaan akrabnya menilai jika segmen ini merupakan segmen potensial untuk mulai mengenal lembaga jasa keuangan. Bukan hanya sekadar pengetahuan, tetapi mereka harus diajarkan gaya hidup dengan memanfaatkan produk keuangan dimulai sejak dini.

"Kita perlu manfaatkan dua hal, pertama kemajuan teknologi karena kita tahu berapa banyak pengguna internet dan gadget di Indonedia. Kedua, sinergi karena tanpa kolaborasi lintas lembaga, industri program ini tidak akan membumi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: